Jadi Relawan Uji Coba Vaksin COVID-19 Rela Tanpa Dibayar?

Ilustrasi vaksin
Sumber :
  • Pixabay/Chillsoffear

VIVA – Tim riset untuk meneliti Vaksin COVID-19 tengah gencar mencari relawan sebagai subjek untuk uji klinis di tahap tiga. Berbagai syarat dan ketentuan telah ditetapkan oleh peneliti agar benar-benar mampu menunjukkan hasil yang maksimal dari vaksin tersebut.

5 Tahun Usai Pandemi COVID-19, Heboh Penyakit Baru Menyebar di China! Ini Faktanya

Bio Farma menggandeng perusahaan Sinovac asal China untuk bekerjasama mengembangkan anti virus untuk COVID-19. Setelah melalui serangkaian uji klinis di tahap 1 dan 2, kini vaksin tersebut tiba di Indonesia untuk segera dilaksanakan tahap 3.

Baca Juga: #TanyaDokter: Benarkah Gatal di Kulit Disebabkan oleh Stres?

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Untuk memulai prosesnya, dibutuhkan sebanyak 1.620 relawan untuk menjalani imunisasi sebanyak dua kali. Para sukarelawan ini juga tak boleh dalam kondisi terpaksa dan harus rela mengikuti bagian dari uji klinis ini tanpa dibayar.

"Insentif nggak ada, sukarela aja, nggak dibayar. Tapi, mereka sekali datang, untuk mengganti waktu yang dihabiskan selama imunisasi dan transportasi, kita berikan Rp200 ribu," ujar Ketua Tim Riset, Prof. Dr. dr. Kusnadi Rusmil Sp.A., dikutip dari YouTube tvOne, Rabu 29 Juli 2020.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Selain mengganti dana transportasi, tim riset juga akan menanggung segala bentuk efek samping dan dampak yang timbul pada relawan usai diimunisasi. Mereka diberikan asuransi dan bisa dipakai di berbagai rumah sakit di Indonesia.

"Asuransi kalau sakit bisa berobat ke mana aja, rentang 9 bulan (atau) sampai selesai penelitian," kata Prof Kusnadi.

Ditegaskan oleh Prof Kusnadi, pemilihan sukarelawan tak bisa sembarangan khususnya terkait usia dan domisili. Hal ini lantaran proses penelitian akan terus memantau relawan tersebut dalam waktu berbulan-bulan.

"Sekarang yang datang udah banyak, asal usia enggak lewat dari 59 tahun. Domisili juga harus di Bandung agar bisa dipantau terus," terangnya.

Ilustrasi populasi warga China.

China Diserang Virus Baru HMPV yang Menyebar Cepat, Bakal Sama Seperti COVID-19?

Berbagai laporan di media sosial menunjukkan bahwa virus ini menyebar dengan cepat. Bahkan beberapa rumah sakit mulai kewalahan mengatasi pasien seperti masa COVID-19.

img_title
VIVA.co.id
3 Januari 2025