Sering Merasa Alami Gejala COVID-19, Bisa Jadi Itu Psikosomatis

Cemas
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Pandemi global virus corona (COVID-19) tentu membuat masyarakat di berbagai belahan dunia merasa khawatir. Terlebih dengan jumlah banyaknya kasus positif dan dampak korban yang meninggal. 

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

Belum lagi pemberitaan yang masif mengenai jumlah pasien dan korban meninggal tentu membuat masyarakat semakin khawatir akan penyebaran virus ini. Tidak sedikit masyarakat yang kemudian menjadi curiga atau takut bahwa dirinya terjangkit virus corona (COVID-19).

Baca juga: Pemeriksaan Suhu Tubuh Ternyata Tidak Efektif Deteksi COVID-19

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Belum lagi tidak sedikit dari mereka yang tiba-tiba memunculkan gejala seperti demam, nyeri tenggorokan. Yang mana beberapa gejala tersebut merupakan beberapa gejala dari virus corona. 

Akibatnya, kita seolah-olah mengalami gejala infeksi persis seperti yang dialami para pasien yang telah dinyatakan positif atau dalam istilah medis disebut dengan psikosomatis. Psikosomatis merupakan suatu kondisi yang menyebabkan kita seolah merasakan gejala sakit fisik. Hal itu terjadi karena adanya stres, depresi, dan kecemasan. 

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Lalu, bagaimana membedakan gejala yang kita alami adalah gejala terpapar virus corona (COVID-19) atau malah psikosomatis? Dalam acara online conference No Sleep For The Weekend, Psikolog Yayasan Pulih, Aenea Marella menyebut hal tersebut bisa dilihat dari intensitas gejala yang dialami.

"Lihat dari gejala yang timbul, kalau setelah mengatur napas dan menenangkan diri gejala itu hilang berarti itu psikosomatis. Tapi, kalau gejalanya bertahan dan semakin parah bisa memeriksakan diri ke dokter," kata dia, Sabtu, 25 Juli 2020.

Baca juga: Ruam dan Bibir Ungu Dicurigai Jadi Gejala Baru COVID-19

Aenea juga memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan masyarakat untuk menghindari gejala psikosomatis. Salah satunya adalah membatasi asupan informasi, termasuk membaca informasi jika merasa membaca berita membuat kamu cemas dan nyaman jangan baca terlebih dahulu. Serta melakukan aktivitas lain.

"Tetap punya rutinitas, tetap aktif berolah raga apalagi kena exposure ke matahari. Itu mood boster bagus banget enggak harus tempat yang jauh, di teras aja itu membantu. Terus selfcare, penting juga tetap berempati. Kita semua kena dampak dan kondisinya nggak sama," kata dia.

Presiden Jokowi dicek kesehatan sebelum divaksinasi booster COVID-19 tahap dua

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Lantas bagaimana jejak perjalanan mewabahnya virus mematikan Sars-CoV-2 tersebut, hingga langsung memunculkan situasi pandemi yang mencekam di Tanah Air?

img_title
VIVA.co.id
2 Oktober 2024