Vaksin China Tiba di Indonesia, Ahli Sebut Kita Belum Bisa Bergembira

Ilustrasi vaksin
Sumber :
  • Shutterstock / University of Oxford

VIVA – Kandidat vaksin virus corona atau COVID-19 buatan China, sudah sampai di Indonesia. Hal ini seolah menjadi secercah harapan untuk kasus COVID-19 di Indonesia yang tak kunjung usai bahkan terus mengalami peningkatan. 

Deteksi Dini Kanker Payudara dengan 5 Cara Ini, Perempuan Wajib Tahu

Tentu saja, ini menjadi berita gembira bagi seluruh masyarakat Indonesia. Vaksin yang sudah lama ditunggu-tunggu dan dielu-elukan dapat menghentikan penyebaran virus corona akhirnya sudah ada di genggaman. Tapi, tahan dulu kegembiraan kamu.

Baca juga: Selamat, Dua Negara di Asia Tenggara Ini Sudah Zona Hijau

Rahasia Hidup Sehat dan Bahagia dengan Gaya Hidup Minimalis

Dalam tayangan Hidup Sehat di tvOne, Ahli Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat, dr Pandu Riono, MPH, Phd, menyebut, meski vaksin dari China sudah masuk ke Indonesia, tapi masih berupa kandidat. Apa artinya? 

"Kandidatnya sudah ada, tapi baru kandidat. Baru mau diuji coba apakah efektif untuk mencegah virus corona atau tidak," ujarnya saat tayangan Hidup Sehat di tvOne.

Mau Tetap Sehat di Usia 40-an? Kenali 5 Kebiasaan Buruk yang Harus Dihindari!

Lebih lanjut, dokter Pandu menjelaskan, karena di Indonesia masih banyak orang yang terinfeksi COVID-19, makanya uji coba dilakukan di sini dan bukan di China. Karena penularan di Negeri Tirai Bambu itu cenderung lebih sedikit.

Nah, berbicara prediksi, tentu ini yang akan menjadi pertanyaan banyak orang. Kira-kira, sampai kapan vaksin akan diuji coba, sampai akhirnya benar-benar bisa digunakan oleh semua orang? 

"Vaksin itu kan harus efektif, tubuh kita menghasilkan antibodi dan kemudian juga harus aman, tidak ada efek samping. Ini yang paling susah," kata dia menerangkan. 

Menurut Pandu, meski vaksin virus corona sudah masuk ke Indonesia. Saat ini, kita baru masuk fase 3 dalam tahap uji coba. 

"Nanti kita uji coba lagi pada fase 4. Nah, nanti itu kita butuh waktu lagi setahun. Ya, mungkin dua tahun lagi baru kita punya," tutur Pandu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya