Lagi Tren Gowes Sepeda, Dokter Ingatkan Bahaya Serangan Jantung
- Pixabay/ Skeeze
VIVA – Gowes alias bersepeda menjadi olahraga santai yang tengah digemari banyak orang. Selain dijadikan kegiatan berolahraga, bersepeda juga seringkali dijadikan pilihan moda transportasi bagi yang ingin bugar sekaligus aman dari penularan COVID-19.
Meski begitu, bukan tak mungkin jika olahraga satu ini bisa menimbulkan risiko bahaya. Untuk itu, selain diwajibkan tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19, saat bersepeda, siapapun juga harus melengkapi diri dengan alat pelindung. Mulai dari helm hingga pelindung lutut dan siku untuk meminimalisir cedera saat terjatuh.
Bukan cuma itu, jika gowes langsung dilakukan tanpa melakukan cek kesehatan, risiko bahaya pada organ jantung pun mengintai. Bahkan, tak sedikit yang menyalahkan aktivitas bersepeda saat serangan jantung menghampiri. Padahal, hal itu bisa dicegah.
"Tren sepeda ini harus coba cek dulu kesehatan jantung. Serangan jantung itu bukan tiba-tiba, sebenernya udah ada bakat dan bisa diperiksa," ujar Dokter Spesialis Orthopedi, dr. Henry Suhendra, Sp.OT., dalam acara virtual media oleh Siloam Hospital Kebon Jeruk, Senin 20 Juli 2020.
Baca Juga: #TanyaDokter: Aturan Minum Obat Hipertensi Vs Kolesterol
Henry mengklaim, pedal sepeda yang enteng dan kerap terbawa suasana menjadi dua faktor utama seseorang gowes secara berlebihan. Sehingga ketika jantung mulai menurun fungsinya, tubuh tak merasakannya.
"Sepeda itu seringkali menggiurkan karena merasa terpacu adrenalinnya. Padahal setiap orang ada limitnya. Periksa dulu jantungnya," jelas dia.
Maka, disarankan untuk rutin melakukan cek medis pada seluruh tubuh untuk mengenali kemampuan diri. Selain itu, sebaiknya melakukan gowes dengan intensitas ringan hingga sedang yang ditandai dengan masih mampunya berbicara sambil berolahraga.