Ruam Kulit Bisa Jadi Gejala Virus Corona yang Paling Menonjol

Ilustrasi virus corona.
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Meski virus corona sudah menginfeksi lebih dari 13 juta orang di seluruh dunia, hingga kini masih belum diketahui seberapa parah infeksi tersebut atau seberapa buruk gejalanya. Walaupun COVID-19 merupakan infeksi pernapasan, ada gejala yang membuat beberapa orang merasakan ruam kulit.

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh King's College, London, telah menyoroti bahwa ruam kulit yang persisten dapat menjadi tanda khas yang menonjol untuk mengembangkan infeksi COVID-19, selain batuk, demam dan sesak napas.

Dilansir dari Times of India, Sabtu, 18 Juli 2020, hasil studi tersebut menemukan bahwa virus corona mungkin muncul di kulit pertama kali untuk beberapa orang, atau mungkin mereka tidak menunjukkan gejala khas lain dari infeksi virus. Oleh karena itu, harus diperlakukan sebagai alat diagnostik penting untuk hal yang sama.

Untuk mengumpulkan data, survei dilakukan pada 336 ribu orang di seluruh Inggris. Data untuk hal yang sama dikumpulkan menggunakan aplikasi COVID. Diamati bahwa 8,8 persen orang ditemukan positif untuk virus yang terdaftar sebagai ruam kulit sebagai gejala.

Hasil serupa terlihat pada 8,2 persen lebih lanjut dari pengguna dengan ruam yang tidak melakukan tes virus corona, tetapi masih melaporkan gejala COVID-19 klasik, seperti batuk, demam, atau anosmia (kehilangan bau).

Para peneliti juga melakukan evaluasi terhadap 12.000 kandidat yang diduga positif COVID-19 dan mengalami ruam di kulit. Menariknya, di antara ini, hampir 17 persen melaporkan menemukan ruam sebagai gejala utama infeksi. Dan 1 dari 5 yang diuji mengatakan, memiliki kelainan kulit adalah satu-satunya gejala yang mereka alami.

Gejala lain yang baru-baru ini ditemukan adalah adanya jari-jari COVID, yang ditandai dengan pembekuan darah mendadak kontraksi, pembengkakan dan peradangan. Gejala ini terutama terjadi pada anak-anak yang tidak menunjukkan gejala lain. Dan segera akan diamati pada pasien dari semua kelompok umur.

Menurut penelitian, kebanyakan orang yang melaporkan ruam sebagai gejala COVID-19, memiliki tiga jenis ruam, sebagai berikut:

Gatal

Terjadi secara tiba-tiba, mengubah kulit menjadi merah dan tidak jarang juga dapat menyebabkan pembengkakan pada kulit. Kadang ruam ini hanya dirasakan beberapa jam, namun ada juga yang lebih lama.

Akademisi Sebut Permintaan Kebutuhan Listrik Meningkat Pasca Pandemi COVID-19

Hangat panas

Jenis ini mirip dengan jenis ruam yang didapat dari infeksi cacar air dan bertahan selama berhari-hari.

KPK Tahan Tiga Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan APD di Kemenkes, Satu Orang Tidak Hadir

Jari-jari COVID

Terjadi di jari tangan dan jari kaki, yang menyebabkan kemerahan dan nyeri.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

"Banyak infeksi virus dapat memengaruhi kulit, jadi tidak heran melihat ruam ini pada COVID-19. Namun, penting orang tahu bahwa dalam beberapa kasus, ruam mungkin menjadi gejala pertama atau satu-satunya dari penyakit ini,” kata penulis utama dalam penelitian, Dr Veronique Bataille.

Jadi, jika Anda melihat ruam baru, Anda harus menganggapnya serius dengan mengisolasi diri dan melakukan tes sesegera mungkin,” tutupnya.

Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Dewan Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) José Manuel Barroso.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Ketua Dewan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), Jose Manuel Barroso berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan Indonesia dalam upaya memperkuat imunisa

img_title
VIVA.co.id
7 Desember 2024