Banyak Dipercaya, 8 Mitos Virus Corona Ini Ternyata Menyesatkan

Ilustrasi virus corona.
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Ketika virus corona atau COVID-19 terus menginfeksi orang di seluruh dunia, berita terkait virus ini terus menyebar di sosial media. Sayangnya, banjir informasi tanpa henti, membuat kita sulit membedakan antara fakta dan fiksi. Dan informasi yang salah bisa berbahaya. 

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Berikut daftar mitos yang paling meresap atau dipercaya tentang virus corona novel Sars-CoV-2 dan COVID-19, seperti dikutip dari Live Science

Virus ini hanya flu biasa
SARS-COV-2 memang memiliki kesamaan dengan virus corona lainnya. Empat di antaranya hanya menyebabkan flu biasa. Namun, Sars-CoV-2 berbagi sekitar 90 persen dari materi genetiknya dengan virus corona yang menginfeksi kelelawar. Hal ini menunjukkan bahwa virus tersebut berasal dari kelelawar kemudian melompat ke manusia. Bukti telah menunjukkan bahwa virus melewati hewan perantara sebelum menginfeksi manusia. 

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Virus corona dibuat di laboratorium
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa virus corona buatan manusia. Sars-CoV-2 sangat mirip dengan dua virus corona lain yang telah memicu wabah dalam beberapa dekade terakhir, yaitu SARS-CoV dan MERS-CoV. Dan ketiga virus itu tampaknya sama-sama berasal dari kelelawar. 

Baca Juga: #TanyaDokter: Aturan Minum Obat Hipertensi Vs Kolesterol

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Hewan peliharaan dapat menularkan COVID-19
Meskipun hewan peliharaan dapat tertular COVID-19 dalam kasus yang jarang terjadi. Namun, tidak ada bukti bahwa hewan dapat menularkannya pada manusia. Sejauh ini, belum ada laporan yang dikonfirmasi tentang seseorang yang tertular penyakit ini dari hewan peliharaan. 

Virus corona tidak begitu mematikan
Meskipun tingkat kematian COVID-19 masih belum jelas, hampir semua penelitian yang kredibel menunjukkan, kematian akibat virus ini jauh lebih tinggi dibanding flu musiman, yang memiliki tingkat kematian sekitar 0,1 persen di AS. Di antara kasus COVID-19 yang dilaporkan di AS, sekitar 4 persen telah meninggal dunia, demikian menurut data dari Johns Hopkins University. 

Vitamin C bisa mencegah tertular COVID-19
Para peneliti belum menemukan bukti bahwa suplemen vitamin C, dapat membuat orang kebal terhadap infeksi COVID-19. Faktanya, bagi kebanyakan orang, mengonsumsi vitamin C tambahan bahkan tidak mampu menangkal pilek biasa, meski dapat mempersingkat durasi jika mengonsumsinya. 

Baca Juga: Kumis Kucing Ampuh Atasi Anyang-anyangan, Ini Resepnya

Tidak aman menerima paket dari China
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menegaskan, aman menerima surat atau paket dari China. Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa virus corona tidak bertahan lama pada objek, seperti surat atau paket. Sama halnya seperti MERS dan SARS, virus corona hanya bertahan lama pada permukaan. 

Minum pemutih atau disinfektan lain dapat melindungi dari COVID-19
Sangat tidak disarankan menelan pemutih atau disinfektan rumah tangga lainnya, begitupun menyemprotkannya ke tubuh. Zat-zat ini beracun jika tertelan, dan mereka juga dapat menyebabkan kerusakan pada kulit dan mata, demikian menurut WHO. 

Minum alkohol dan makan bawang putih dapat melindungi dari COVID-19
Mengonsumsi makanan tertentu, seperti alkohol atau bawang putih, tidak akan melindungi seseorang dari virus corona. Menurut WHO, meskipun hand sanitizer berbasis alkohol dapat mendisinfeksi kulit, alkohol tidak akan memberikan efek pada tubuh ketika dicerna. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya