WHO Khawatir Kasus Virus Corona Terus Meningkat
- WHO
VIVA – Jumlah infeksi virus corona atau COVID-19 di seluruh dunia, mencapai 13 juta pada Senin 13 Juli 2020. Menurut penghitungan Reuters, penambahan jumlah kasus naik hingga 1 juta hanya dalam waktu lima hari.
Pandemi ini telah menewaskan lebih dari setengah juta orang dalam 6,5 bulan. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan, kita tidak akan kembali pada kehidupan normal lama di masa yang akan datang, terutama jika tindakan pencegahan diabaikan.
Baca juga: Ilmuwan China Akui Pemerintahnya Tutupi Isu Virus Corona Sejak Awal
"Biarkan saya berterus terang, terlalu banyak negara menuju ke arah yang salah. Virus tetap menjadi musuh publik nomor satu. Jika dasar-dasar tidak diikuti, satu-satunya cara pandemi ini akan berlangsung, itu akan menjadi lebih buruk dan semakin buruk. Tapi, itu tidak harus seperti ini," ujarnya dalam sebuah pengarahan virtual dari kantor pusat WHO di Jenewa, dikutip Times of India, Rabu 15 Juli 2020.
Penghitungan global Reuters, yang didasarkan pada laporan pemerintah, menunjukkan penyakit ini mengalami kenaikan yang pesat di Amerika Latin. Jumlahnya mencapai lebih dari setengah infeksi dunia dan setengah kematian.
Beberapa negara bagian, terutama Amerika Serikat dengan lebih dari 3,3 juta kasus yang dikonfirmasi, masih mengalami peningkatan besar dalam gelombang pertama infeksi COVID-19. Sementara yang lain mencoba 'meratakan kurva' dan mempermudah lockdown.
Baca juga: 4 Fakta Vaksin COVID-19 Rusia yang Paling Pertama Diuji ke Manusia
Beberapa tempat, seperti kota Melbourne di Australia dan Leicester di Inggris, menerapkan lockdown babak kedua. Hong Kong yang dikuasai China, meskipun dengan 1.522 kasus yang lebih rendah, akan memperketat lagi langkah-langkah menjauhi kehidupan sosial di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang munculnya gelombang ketiga.
Amerika Serikat melaporkan rekor global harian mencapai 69.070 infeksi baru pada 10 Juli 2020. Di Brasil, 1,86 juta orang dinyatakan positif, termasuk Presiden Jair Bolsonaro, dan lebih dari 72.000 orang telah meninggal.