WHO Sebut Pandemi Virus Corona Tak Terkendali
VIVA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa virus corona jenis baru masih menjadi musuh utama masyarakat dunia saat ini. Bahkan, WHO dengan tegas menyatakan pandemi COVID-19 kian memburuk di beberapa negara.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus membuat pernyataan tersebut dalam briefing misi negara-negara anggota di Jenewa, Swiss,
“Virus dapat dikendalikan. Tetapi di sebagian besar dunia, virus tidak terkendali. Semakin buruk," ujarnya dikutip dari laman Daily Star, Selasa, 14 Juli 2020
Menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins, virus corona telah menginfeksi lebih dari 12 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan sedikitnya 550.300 orang sejauh ini.
"Pandemi masih meningkat. Jumlah total kasus telah dua kali lipat dalam enam minggu terakhir," tambahnya.
Ia memperingatkan bahwa banyak negara yang salah menangani pandemi ini. Ia bahkan terang-terangan menyebut bahwa negara-negara itu tak mengindahkan protokol kesehatan dari WHO.
"Jujur, terlalu banyak negara menuju ke arah yang salah. Virus tetap menjadi musuh publik nomor satu. Jika protokol tidak diikuti, satu-satunya cara pandemi ini akan berakhir, maka itu akan menjadi lebih buruk dan semakin buruk. Tapi itu tidak harus seperti ini," paparnya.
Tedros, yang kepemimpinannya banyak dikritik oleh Presiden AS Donald Trump, mengatakan bahwa dari 230.000 kasus baru pada hari Minggu, 12 Juli 2020, 80 persen berasal dari 10 negara, dan 50 persen dari hanya dua negara. AS dan Brasil adalah dua negara yang paling parah.
Ada pun tim WHO telah pergi ke China untuk menyelidiki asal-usul virus corona baru, yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan. Anggota tim berada di karantina sebelum mereka mulai bekerja dengan para ilmuwan Cina, kata kepala darurat WHO Mike Ryan.
Tedros telah berulang kali membela tanggapan WHO, dengan alasan bahwa badan kesehatan PBB memperingatkan negara-negara lebih awal tentang ancaman itu.
“Selama bertahun-tahun, banyak dari kita yang memperingatkan bahwa pandemi pernapasan yang mematikan tidak bisa dihindari. Tapi tetap saja, terlepas dari semua peringatan itu, dunia belum siap. Sistem kita belum siap. Komunitas kita belum siap. Rantai pasokan kita runtuh. Ini saatnya untuk refleksi," tegasnya.