WHO: Penularan Virus Corona Melalui Droplet Lebih Dominan
- Freepik/freepik
VIVA – Beberapa waktu belakangan ini sejumlah ilmuan dari berbagai berbagai latar belakang ilmu mengungkap bahwa virus corona penyebab COVID-19 dikabarkan mampu menyebar lewat udara (airbone).
Dalam sebuah artikel yang berjudul 'It is Time to Address Airborne Transmission of COVID-19' yang ditulis oleh Lidia Morawska dan Donald K. Milton, menyatakan bahwa COVID-19 dapat menular lewat udara (airborne). Studi itu menunjukkan bahwa virus dapat dilepaskan ketika seseorang yang terinfeksi bernapas, berbicara, bersin hingga terbatuk.
Tetesan air (mikrodroplet) tersebut terbukti mengandung virus dan dapat melayang di udara. Mikrodroplet yang melayang di udara itu kemudian disebut sebagai aerosol menurut pengertian Center for Disease Control & Prevention (CDC). Dengan adanya temuan juga telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beberapa hari lalu.
Baca Juga: Dinda Hauw Cerita Kisah Malam Pertama dengan Rey Mbayang
Meski demikian, menurut pimpinan teknis penanganan COVID-19, WHO, Maria Van Kerkhove, menyebut bahwa penularan melalui droplet merupakan rute infeksi yang paling umum dibandingkan melalui udara (aerosol).
"Penularan aerosol adalah salah satu mode penularan yang telah kami perhatikan sejak awal, terutama dalam pengaturan layanan kesehatan ... di mana kami tahu droplet ini dapat aerosolis yang berarti dapat bertahan di udara lebih lama," katanya dalam online briefing dari Jenewa yang dikutip dari laman Asiaone.
WHO sendiri telah merilis pedoman baru tentang penularan virus corona pada hari Kamis yang mengakui beberapa laporan tentang penularan melalui udara. Tetapi organisasi kesehatan dunia itu berhenti mengkonfirmasikan bahwa penularannya menyebar melalui udara, rute yang tidak dapat diblokir oleh jarak sosial yang sekarang umum di seluruh dunia.