Pakar Klaim Keganasan Virus Corona Menurun di Jakarta

Ilustrasi Virus corona/COVID-19/masker.
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Jumlah kasus kematian akibat virus corona atau COVID-19 di Indonesia sekitar 3 ribu jiwa pada 9 Juli 2020. Meski kasus konfirmasi positif kian meningkat pesat, namun pasien yang meninggal tidak begitu banyak seperti saat penyakit ini mulai timbul di Tanah Air.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Pakar menyebut hal tersebut bisa disebabkan oleh dua hal, yakni tingkat virulensi dan imunitas. Jika dua hal itu berbanding terbalik, ada kemungkinan dapat membuat gejala lebih minim pada pasien konfirmasi positif.

"Dua kemungkinan, virus tidak terlalu ganas atau imunitas baik," ujar dokter spesialis paru, dr. Budhi Antariksa Ph.(D), Sp. P (K), dalam Acara Media Virtual oleh Imboost, Kamis 9 Juli 2020.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Ada pun virulensi merupakan kadar keganasan virus dalam memicu keparahan gejala pada suatu penyakit. Jika virulensi menurun, maka gejala yang timbul bisa lebih minim sehingga tubuh akan lebih kuat menghadapi serangan virusnya.

Kemungkinan yang kedua yaitu imunitas yang meningkat. Pada tubuh dengan daya tahan yang baik, dapat menjadi benteng utama dalam mencegah terinfeksi maupun melawan serangan virus yang masuk.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

"Jakarta saat ini dibanding Februari lalu, orang-orang yang kena (virus corona) awalnya kondisinya jelek. Sekarang kondisinya enggak sejelek awal karena ada dua faktor tadi itu," kata dia. 

Lebih lanjut, semakin kuat imunitas, maka akan lebih baik melawan virulensi. Dua faktor itu bisa dipengaruhi oleh berbagai hal termasuk perubahan gaya hidup yang dijalani masyarakat lantaran mulai memperhatikan kesehatannya.

"Pengaruh juga dari anjuran berolahraga dan vitamin. Obat-obatan dan vitamin dianjurkan sejak awal ditingkatkan imunitasnya sehingga saat kena pun enggak separah kalau tanpa daya tahan tubuh kurang baik," paparnya.

Budhi menuturkan, suplemen yang terlambat dikonsumsi malah bisa berakibat fatal. Untuk itu, jika tubuh masih terasa segar dan sehat, sebaiknya segera rutin mengonsumsi suplemen dan berolahraga.

"Yang salah (saat minum suplemen) jika badai sitokin sudah terjadi, ibaratnya perang sudah ada, maka kerusakan malah terjadi. Kalau sebelumnya sudàh dibentuk benteng, maka imunitas bisa lebih kuat lawan virus," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya