4 Cara Memenuhi Kebutuhan Vitamin D untuk Cegah COVID-19

Ilustrasi berjemur.
Sumber :
  • Freepik/cookie_studio

VIVA – Studi menemukan banyak orang Indonesia yang mengalami kekurangan vitamin D, baik anak-anak maupun orang dewasa. Faktor risiko lain yang menyebabkan banyaknya orang Indonesia mengalami kekurangan vitamin D adalah kurangnya terpapar sinar matahari, akibat lebih seringnya menghabiskan waktu atau bekerja di dalam ruangan.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Vitamin D yang selama ini dikenal untuk kesehatan tulang ternyata mempunyai banyak manfaat, diantaranya menjaga fungsi saraf dan otot, kardiovaskuler, pernapasan dan sistem imun tubuh kita. Tak heran, vitamin D sangat dibutuhkan apalagi di era new normal seperti ini.

Namun, tak sedikit yang sudah berjemur dan tetap mengalami kekurangan vitamin D.

2 dari 5 Orang Indonesia Berisiko Osteoporosis, Ini Nutrisi dan Gaya Hidup yang Harus Diperhatikan

Nah, untuk membuat tubuh bisa mencukupi kebutuhan vitamin D, perlu memperhatikan beberapa hal. Berikut paparan para pakar dirangkum dari Acara Media Virtual oleh Kalbe Farma, Kamis, 9 Juli 2020.

Penyebabnya beragam

Lagi Viral SPF Lip Gloss, Emang Bibir Perlu Perlindungan dari Sinar UV?

Hasil penelitian antara lain menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dialami oleh 63 persen wanita dewasa, 78,2 persen pada usia lanjut, 61,25 persen ibu hamil, 44 persen pada anak usia 6 bulan-12 tahun. Dari hasil pemeriksaan genetik, banyak orang Indonesia juga berisiko kekurangan vitamin D yang disebabkan karena variasi genetik.

Faktor pemicu lainnya yaitu terlalu sering di dalam ruangan dari pagi hingga sore hari, penggunaan tabir surya atau pakaian tertutup ketika berada di luar ruangan, kurangnya asupan vitamin D dari makanan, usia lanjut dan obesitas.

Berjemur di jam yang tepat

Vitamin D bisa didapat dari dua hal, yakni 90 persen dengan berjemur dan 10 persen melalui asupan makanan atau suplemen. Berjemur yang paling baik adalah pukul 9 pagi dan maksimal hanya 15 menit.

"Jam 10-12 berisiko kulit terbakar dan penurunan imunitas. 5 menit dulu, maksimal 15 menit. 2-3 kali seminggu. Kulit sensitif sebaiknya tidak berjemur," ujar dokter spesialis gizi klinik RS Medistra, Cindiawaty J. Pudjiadi.

Paparan sinar matahari di lengan dan tengkuk

Menurut dokter Cindi, sinar matahari yang baik untuk menyerap vitamin D bisa didapat dengan memaparkannya cukup pada lengan dan tungkai. Bagian wajah juga tak perlu terkena paparannya agar kulit tidak terbakar. Sebaiknya tidak memakai tabir surya di area-area tersebut saat berjemur.

Vitamin D dan pola hidup baik

Menurut dr Adityo Susilo, SpPD-KPTI, Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi, Departemen Penyakit Dalam FKUI.RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, konsumsi suplemen vitamin D bisa membantu menambah kecukupan vitamin D. Namun, hal itu juga harus dibarengi dengan istirahat yang cukup dan pola hidup baik agar imunitas terjaga.

"Masyarakat dituntut untuk selalu sehat sampai vaksin COVID-19 ditemukan. Hal yang dapat dilakukan di antaranya memperhatikan dan menjaga daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi, olahraga teratur, cukup istirahat, rajin berjemur dan jika diperlukan konsumsi suplemen penunjang daya tahan tubuh," kata dia.

Konsumsi vitamin D di waktu tepat

Vitamin D membutuhkan lemak agar penyerapannya maksimal. Sehingga ia menyarankan dikonsumsi setelah makan saat perut sudah terisi oleh makanan.

"Jadi kalau kadar vitamin D masih rendah, padahal dosisnya sudah benar, ternyata dikonsumsi saat perut kosong," kata dokter Cindi.

Ilustrasi Skincare

Tips Efektif Merawat Kulit di Tengah Kelembapan Tinggi Indonesia

Iklim tropis membuat kulit lebih rentan terhadap produksi minyak berlebih. Selain itu, paparan sinar matahari yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan kulit.

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024