Meski Sudah Sembuh, Pasien COVID-19 Masih Diserang Sakit Misterius

Virus corona COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Menurut sebuah laporan, pasien COVID-19 makin diserang oleh rasa sakit misterius meski sudah berbulan-bulan dianggap sembuh. Para ahli mengklaim bahwa rasa sakit itu bisa muncul di mana saja, termasuk tangan dan kaki.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

"Apa yang kami lihat sangat menakutkan. Lebih dari setengah pasien, berminggu-minggu setelah dites negatif, masih mengalami gejala," ujar Prof. Gabriel Izbicki dari Shaare Zedek Medical Center Jerusalem kepada Times of Israel.

Kepada harian tersebut, Eran Schenker, direktur klinik di kota Bnei Brak mengatakan, dibanding gejala biasa COVID-19, banyak pasien melaporkan rasa sakit di tempat yang sama sekali tidak terduga.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Baca juga: Tak Hanya COVID-19, 10 Ribu Virus Berpotensi Menyerang Manusia

"Sakitnya bisa muncul di tangan, kaki, atau tempat lain di mana virus tidak memiliki dampak langsung," ujar Schenker dilansir The Sun.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Dia mengatakan, pasien yang ditanyakan mengenai kadar sakit mereka, mengatakan sakitnya ada di tingkat teratas. Pasien lainnya mengatakan, mereka tidak bisa tidur meski faktanya mereka mengidap virus itu pada bulan Maret dan sudah sembuh selama berbulan-bulan.

Schenker mengatakan, rasa sakit jangka panjang tidak berkorelasi dengan seberapa parahnya mereka sakit saat terinfeksi. Saat pasien menjalani scan, tidak apapun yang ditemukan.

Salah satu pria berusia 55 tahun yang terkena virus corona pada bulan Maret kini merasa seperti tubuhnya patah. Istrinya mengatakan, rasa sakit itu masih ada meskipun suaminya sudah dites negatif COVID-19 bulan lalu.

"Dia lebih buruk daripada saat masih dirawat di rumah sakit," kata istri pria itu.

Seperti halnya hampir semua hal yang berkaitan dengan virus corona, gejala yang benar-benar baru itu membuatnya hampir tidak mungkin diobati.

"Obat penghilang sakit menghalangi rasa sakitnya tapi tidak meredakan sumbernya, tapi kami tidak tahu bagaimana mengatasi sumbernya dan Anda tidak bisa bergantung pada obat penghilang sakit selamanya," ujar Schenker.

Pada 13 Mei, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat menambahkan gejala COVID-19 yang meliputi diare, hidung meler atau tersumbat dan mual. Meski CDC mengatakan ada 11 gejala utama, tapi mereka juga mengakui virus corona bisa menyebabkan efek samping yang berbeda tergantung pada pasiennya.

Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Dewan Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) José Manuel Barroso.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Ketua Dewan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), Jose Manuel Barroso berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan Indonesia dalam upaya memperkuat imunisa

img_title
VIVA.co.id
7 Desember 2024