Demi Cegah COVID-19, Banyak Orang Amerika Kumur Pakai Cairan Pemutih
- Unsplash
VIVA – Sebuah survei yang baru-baru diterbitkan yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian Pengakit (CDC) menyimpulkan bahwa warga Amerika menggunakan pemutih dan pembersih berisiko tinggi lainnya dengan cara yang tidak tepat demi mencegah COVID-19.
Setelah menyadari adanya peningkatan tak biasa dalam panggilan pusat pengendalian racun mengenai paparan agen pembersih rumah tangga yang berbahaya seperti pemutih di bulan April lalu, para peneliti CDC berasumsi bahwa fenomena ini terkait dengan pencegahan infeksi SARS-CoV-2. Tapi, agar mendapat gambaran jelas situasinya, agensi itu melakukan survei daring terkait pengetahuan dan praktik pembersihan rumah. Hasilnya, cukup mengejutkan.
Ternyata, beberapa orang secara sengaja berkumur dengan cairan pemutih atau menghirup asap disinfektan untuk mencegah penularan virus corona jenis baru itu.
Dikutip dari laman Oddity Central, CDC melakukan survei pada 502 orang dewasa Amerika dan menggunakan pengukuran statistik untuk membuat kolam kecil ini cukup mewakilkan bagi seluruh populasi Amerika. Hasil survei menunjukkan, 60 persen responden mengatakan mereka melakukan lebih banyak pembersihan dan disinfeksi, karena pandemi COVID-19, dan 39 persen mengakui melakukannya setidaknya sekali praktik pembersihan dengan mempertimbangkan risiko tinggi yang dikeluarkan oleh CDC.
Sementara, 19 persen responden mengakui mencuci sayuran, buah dan makanan lainnya dengan cairan pemutih, 18 persen mengatakan membersihkan diri mereka dengan pembersih beracun daripada sabun. Sedangkan sebanyak 10 persen responden mengatakan mereka menyemprot diri mereka sendiri dengan pemutih dan disinfektan lainnya.
Namun, temuan yang paling memprihatinkan adalah, 6 persen responden mengatakan mereka secara sengaja menghirup aroma dari pembersih rumah seperti pemutih, dan 4 persen responden mengakui berkumur dengan cairan pemutih atau sabun dan pembersih rumah.
Jadi, tidak mengejutkan jika 25 persen responden juga melaporkan gejala kesehatan seperti pusing, iritasi kulit, mual, dan masalah pernapasan setelah terpapar agen pembersih.
Meski temuan ini cukup memprihatinkan dan hasil keseluruhannya buruk dari rangkaian pertanyaan mengenai praktik kebersihan yang aman, namun 82 persen responden dengan tegas setuju dengan pernyataan bahwa mereka tahu bagaimana membersihkan dan mendisinfeksi rumah dengan aman.
"Meski ada jarak pengetahuan dan praktik berisiko tinggi yang teridentifikasi dari survei ini, kebanyakan responden yakin kalau mereka tahu bagaimana membersihkan dan mendisinfeksi rumah mereka dengan aman," penulis studi itu menyimpulkan.
Hasil survei itu juga menuliskan, pesan pencegahan harus menggarisbawahi jarak pengetahuan mengenai prakti aman dan efektif serta menyedikan informasi yang tertarget menggunakan strategi komunikasi inovatif (misal digital, media sosial) terkait pembersihan dan disinfeksi yang aman.