Tumor Otak pada Anak Bukan Berarti Vonis Mati
![picture-alliance/dpa/R.Vennenbernd](https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2020/06/12/5ee2d9c443b04-tumor-otak-pada-anak-bukan-berarti-vonis-mati_665_374.jpg)
- dw
Ada beberapa kategori tumor
Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengkategorikan kanker menjadi beberapa jenis. WHO juga mendata, kasus paling banyak kanker otak pada anak adalah astrocytoma yang berkembang relatif lambat. Astrocytoma yang memiliki bentuk seperti bintang, juga memilik beberapa derajat keseriusan kasus.
Jika dokter sukses mengangkat astrocytoma dari otak, anak punya harapan besar untuk sembuh sepenuhnya. WHO mengketegorikan tumor otak ini sebagai tingkat I.
Jenis tumor otak lainnya adalah ependymoma yang masuk tingkat II dan III kategori WHO. Serta jenis tumor otak yang langka, medulloblastoma yang masuk kategori IV WHO atau tumor yang ganas dan menyebar pada otak dan sistem saraf pusat.
“Ependymoma mencakup sekitar 10% kasus tumor otak pada anak. Jenis ini bisa berkembang pada sistem saraf pusat, menyerang otak maupun kanal tulang belakang dan jaringan saraf tulang belakang,“ ujar Kristian Pajtler, spesialis tumor ependymoma pada pusat terapi kanker anak-anak Hopp (KITZ) di Heidelberg, Jerman
“Jenis tumor ini relatif resisten pada kemoterapi. Membuat pengobatan lebih sult dan menjadi tantangan besar buat para dokter“, Pajtler menjelaskan lebih lanjut. Spesialis tumor ependymoma itu juga mengatakan, tumor kadang tumbuh kembali.
“Masalah lainnya, radioterapi opsinya sangat terbatas, hanya bisa diulang sekali atau maksimal dua kali. Setelah itu diikuti kemoterapi. Bagi tubuh anak-anak yang masih ringkih, pengobatan seperti itu sangat berat,“ ungkap Pajtler.
Kasus fatalitas jarang