Cara Aman ke Rumah Sakit di Era New Normal

Suasana di rumah sakit darurat corona di China.
Sumber :
  • Xinhua

VIVA – Memasuki era new normal, masih banyak masyarakat yang masih khawatir untuk berkunjung ke rumah sakit. Padahal, kesehatan dan keselamatan diri tidak bisa ditunda apalagi dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat yang tepat.

Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui masyarakat mengenai tata cara rumah sakit dalam menjaga keamanan dan keselamatan pasien. Menurut dr. Ferdy D. Tiwow, SH. MS selaku Chief Executive Officer (CEO) Primaya Hospital Group, rumah sakit perlu menerapkan alur pemisahan pasien yang terindikasi COVID-19 dan pasien yang tidak terindikasi COVID-19.

Selain itu, penerapan protokol kesehatan yang ketat terhadap seluruh pengunjung, baik pasien maupun pendamping pasien perlu dilakukan. Seluruh tim di rumah sakit juga menggunakan alat pelindung diri yang lengkap sesuai dengan zona wilayah ruang masing-masing rumah sakit.

“Semua pengunjung wajib menggunakan masker dan melalui screening kesehatan awal. Para petugas rumah sakit akan melakukan pengukuran suhu, pengecekan fisik, dan wawancara mengenai kondisi kesehatan serta riwayat kontak dengan wilayah atau orang lain yang terindikasi COVID-19. Alur jalan dan ruangan pasien yang tidak lolos screening kesehatan awal  dengan pasien yang lolos screening kesehatan awal juga dibedakan,” ujar dr. Ferdy D. Tiwow,  dikutip dari siaran pers, Kamis 4 Juni 2020.

Pasien yang lolos screening awal atau tidak terindikasi COVID-19 akan ditempel sticker sebagai penanda kondisi pasien sehat dan dapat masuk ke gedung rumah sakit. Sebelum memasuki gedung rumah sakit, setiap pasien wajib mencuci tangan. Walaupun pasien lolos screening dan dapat memasuki ruang gedung rumah sakit, setiap pasien wajib menjaga jarak antar pasien.

Untuk pasien yang tidak terindikasi Covid-19 namun akan melakukan perawatan rawat inap, pasien tersebut harus tetap melakukan pemeriksaan screening COVID-19 berupa Thorax Rontgen, pengecekan hematologi lengkap, dan Rapid Test untuk menghindari adanya potensi COVID-19 pada pasien saat melakukan perawatan rawat inap. 

Sementara, pasien yang tidak lolos screening kesehatan awal, akan diarahkan ke area fever clinic. Di dalam ruangan fever clinic, seluruh perawat dan dokter akan menggunakan alat pelindung diri standar pencegahan Covid-19. Pasien yang harus masuk fever clinic tidak dapat masuk ke gedung rumah sakit dan bertemu pasien yang tidak terindikasi COVID-19. 

“Tujuan diadakannya fever clinic adalah sebagai pemisahan zona pasien suspect Covid-19 dengan pasien yang bukan suspect COVID-19,” lanjut dr. Ferdy.

KPK Tahan Tiga Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan APD di Kemenkes, Satu Orang Tidak Hadir

Sampel darah

Adapun pemeriksaan hematologi lengkap (Rutin + Diff Count + LED) dilakukan dengan pengambilan sampel darah untuk melihat angka Leukosit (sel darah putih) dan hitung jenis (Diff Count) sel Limfosit.

Cara Mengelola Keuangan Setelah Kuliah: 7 Langkah Jitu Menuju Stabilitas Finansial!

Pada pasien dengan penyakit COVID-19, angka Leukosit biasanya normal atau turun dan angka hitung jenis sel Limfosit biasanya turun. Selain itu, pemeriksaan Rontgen Dada atau Thorax adalah pemeriksaan Rontgen atau sinar X yang bertujuan untuk mendeteksi adanya infiltrat atau cairan di paru-paru serta mendeteksi adanya perselubungan yang menandakan adanya peradangan di paru-paru akibat infeksi dari virus.

Sedangkan, pemeriksaan Rapid Test yang dimaksud adalah pemeriksaan Rapid Test antibodi untuk melihat adanya antibodi terhadap virus SARS-CoV2.

Lekas Pulih dari COVID-19, Indonesia Sukses Lalui Pandemi Mencekam

Pengambilan sampel untuk pemeriksaan antibodi Ig M dan Ig G SARS Cov2 adalah dengan mengambil sampel darah pasien. Pengambilan sampel darah dapat melalui darah kapiler (ujung jari) maupun dari darah vena (misal darah di bagian lengan). 

Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Dewan Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) José Manuel Barroso.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Ketua Dewan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), Jose Manuel Barroso berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan Indonesia dalam upaya memperkuat imunisa

img_title
VIVA.co.id
7 Desember 2024