Dokter Klaim Kasus COVID-19 Anak Banyak Tanpa Gejala
- U-Report
VIVA – Pemerintah tengah menggodok untuk memulai tatanan kehidupan baru atau New Normal, termasuk di bidang pendidikan. Padahal, kasus COVID-19 pada anak di Indonesia tercatat terus meningkat.
Banyak pihak yang mempertanyakan keamanan pada anak jika harus mulai keluar rumah dan belajar di sekolah. Penularan Virus Corona jenis SARS-CoV-2 yang tak pandang usia dan gender, membuat kekhawatiran semakin besar.
Usia anak, rentang 0 sampai 18 tahun, membuat risiko penularan juga cukup memprihatinkan. Apalagi, dikatakan Dokter spesialis anak, dr. Tjatur Kuat Sagoro, Sp.A(K), banyak anak-anak yang positif COVID-19 dengan tanpa gejala.
"Anak sebagian besar tanpa gejala. Yang positif saat ini sudah 995, hampir 1000," katanya, dalam Talkshow Radio Sehat Kementerian Kesehatan RI, Selasa 2 Juni 2020.
Menurutnya, anak-anak dengan status positif dan tanpa gejala ini yang bisa memperluas penularan, terlebih jika pemerintah telah menerapkan pembelajaran di sekolah. Sehingga diperlukan pemberian edukasi secara matang agar anak aman beraktivitas di luar rumah.
"Justru anak itu mungkin yang terinfeksi lebih banyak dibanding orang dewasa dan mereka sama infeksiusnya. Mereka bisa menularkan," tuturnya lagi.
Lebih lanjut, dampak COVID-19 pada anak pun cukup beragam. Jika sebagian besar tanpa gejala, bukan berarti gejala yang parah tak dapat menyerang anak. Bahkan, risiko kematian juga dapat mengintai jika tubuh anak tak mampu melawan virus corona tersebut.
"Ada 1 yang meninggal karena ada komorbid (penyakit penyerta) seperti asma. (Anak dengan komorbid) Kalau kena COVID-19, mudah (alami gejala) lebih parah dan menimbulkan kematian,"Â kata Tjatur.