Social Distancing 2 Meter Tak Cukup, Virus Bisa 'Jalan' Hingga 6 Meter

Social distancing atau jaga jarak
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Salah satu cara terbaik untuk menghindari penularan virus corona atau COVID-19 adalah dengan menerapkan social distancing. Jika pada penelitian sebelumnya, dua orang harus menjaga jarak 6 kaki atau sekitar 2 meter, agar berada di zona aman. Namun, studi baru telah menemukan sesuatu yang lain. 

Abu Vulkanik Gunung Lewotobi Sampai Lombok, Warga Diminta Gunakan Masker

Para ilmuwan telah menguji penyebaran droplet dari batuk, bersin dan bernapas, dalam atmosfer yang berbeda. Para peneliti menemukan bahwa virus corona novel dapat menyebar tiga kali lebih jauh di cuaca dingin dan lembap, demikian seperti dikutip Times of India

Sedangkan menurut para peneliti dari Universitas California Santa Barbara di AS, percikan yang membawa virus dapat berjalan hingga 20 kaki atau sekitar 6 meter. Hal ini membuktikan, penetapan social distancing sejauh 2 meter, tidak cukup untuk menghindari penularan virus. 

Dedi Mulyadi Sindir Pemkot Depok Soal Damkar Tak Dilengkapi Peralatan Lengkap Saat Tugas

Masih dalam penelitian yang sama, 40 ribu percikan pernapasan dapat dihasilkan dari batuk, bersin, bahkan saat berbicara normal, dengan kecepatan awal mulai dari beberapa meter per detik, hingga lebih dari 100 meter per detik.

Sementara percikan besar biasanya mengendap di permukaan dalam jarak terbatas karena gravitasi dan percikan kecil akan menguap dengan cepat untuk membentuk partikel aerosol yang dapat mengambang di udara selama berjam-jam dan membawa virus. 

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Sesuai hasil analisis, efek cuaca pada jalur ini tidak sama setiap waktu. Suhu rendah dan kelembapan tinggi menfasilitasi transmisi kontak percikan, sementara kelembapan rendah dan suhu tinggi mendorong pembentukan partikel aerosol kecil. 

"Model kami menunjukkan bahwa jarak sosial 6 kaki yang direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mungkin tidak cocok dalam kondisi lingkungan tertentu, karena jarak penyebaran droplet dapat mencapai 6 meter (19,7 kaki) pada cuaca dingin dan lembap," tulis para ilmuwan dalam penelitian tersebut. 

Sedangkan pada cuaca panas dan kering, percikan pernapasan lebih mudah menguap menjadi partikel aerosol yang mampu melakukan transmisi jarak jauh. Partikel-partikel kecil dapat menyusup jauh ke dalam paru-paru dan memiliki waktu suspensi yang lebih lama dalam kondisi ini. 

Mengenakan masker dapat menurunkan kemungkinan penularan melalui partikel aerosol dan risiko percikan besar dapat dihindari dengan mempraktikkan social distancing

Rentang infeksi percikan besar terbatas pada jarak yang relatif pendek karena mereka lebih sensitif terhadap gravitasi dan dapat mengendap di permukaan sebelum mati. Jika percikan-percikan ini mendarat ke tangan orang lain, virus dapat dengan mudah menular ketika orang tersebut menyentuh wajah. 

Namun, para ilmuwan mengatakan, ketahanan virus itu sendiri tergantung pada kondisi cuaca. Faktor lingkungan yang berbeda seperti suhu dan kelembapan diketahui dapat memengaruhi transmisi dan kelangsungan hidup virus. Dengan demikian, dampak dari cuaca yang berbeda pada infektivitas SARS-CoV-2 masih belum dapat disimpulkan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya