Benarkah Diet Vegan Tak Selalu Sehat untuk Lingkungan?
- bbc
Tetapi perkebunan untuk bahan makanan hanya menyumbang sebagian kecil dari area hutan yang ditebang secara global setiap tahun, dibandingkan industri minyak kelapa sawit dan kedelai jauh yang lebih banyak mengorbankan hutan.
Yang paling mengkhawatirkan para konservasionis adalah lokasi di mana deforestasi terjadi untuk kakao, terutama di pusat keanekaragaman hayati yang sensitif di hutan hujan Amazon, Afrika Barat, dan Asia Tenggara.
Lalu juga ada masalah jejak karbon kakao dan produk terkaitnya. Analisis Universitas Michigan menemukan bahwa 1 kilogram cokelat menghasilkan rata-rata emosi setara dengan 11,2 kilogram CO2. Adapun, 1 kilogram bubuk kakao akan melepaskan 33,6 kilogram CO2 emisi.
Tapi Poore mengatakan bahwa jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan oleh produk seperti cokelat bisa sangat bervariasi.
Penelitian detailnya telah menunjukkan bahwa satu batang kecil cokelat hitam dapat menghasilkan hingga 7 kilogram emisi CO2 dalam kasus-kasus ekstrem. Itu setara dengan mengemudi sekitar 27 kilometer dengan mobil produksi Amerika.
Itu artinya lebih dari 250 kilogram CO2 untuk setiap kilogram cokelat hitam. Tetapi dia dan rekan-rekannya juga menemukan beberapa cokelat hitam sebenarnya dapat memiliki efek positif pada iklim karena pohon-pohonnya mengeluarkan karbon dari atmosfer. Alasan utama untuk perbedaan emisi ini berasal dari apakah ada hutan hujan yang ditebang untuk dijadikan kebun kakao.
Hutan hujan tropis adalah salah satu penyerap karbon terpenting di dunia, mengeluarkan karbon dioksida dari atmosfer seiring mereka tumbuh.
"Dua produk yang terlihat persis sama di toko-toko dapat memiliki dampak yang sangat berbeda terhadap lingkungan dan saat ini kita tidak memiliki cara untuk membedakan mereka," kata Poore.
Dia percaya informasi yang lebih baik pada kemasan produk dapat membantu konsumen, vegan atau bukan, untuk menjaga jejak karbon mereka serendah mungkin dengan memilih makanan yang tepat.
Kacang almond dan kacang mete
Tanaman kacang-kacangan pada umumnya mungkin merupakan anti-pahlawan diet vegan. Mereka penuh dengan nutrisi dan protein yang berharga, namun mereka diperkirakan juga banyak merusak sumber daya lingkungan.
Kacang mete, almond, dan kenari adalah beberapa tanaman yang memerlukan air berskala paling besar yang ditanam di planet ini. Poore memperkirakan bahwa di ketika jenis kacang-kacangan ini mengkonsumsi 4.134 liter (909 galon) air segar untuk setiap kilogram kacang tanah yang kita beli.
Almond, katanya, membutuhkan air, pestisida, dan pupuk dalam jumlah yang relatif besar, yang membuat dampak lingkungannya besar secara tidak proporsional. Satu studi, yang didanai oleh Almond Board of California, menemukan bahwa rata-rata almond yang ditanam di negara bagian AS membutuhkan 12 liter air per kilogram bijinya.
Namun, para peneliti di balik studi ini juga membandingkan jumlah air yang dibutuhkan dengan nilai gizi makanan yang lain. Ketika ditinjau dari sisi ini, almond terlihat lebih bagus dibandingkan dengan tanaman rakus air lainnya dengan nilai gizi lebih rendah, seperti beras, zaitun dan gandum.
"Almond memiliki jejak air yang tinggi selain disebabkan karena mereka adalah tanaman rakus air dan juga memerlukan input pupuk yang tinggi, juga karena mereka adalah produk padat," kata Julian Fulton, seorang ilmuwan lingkungan di California State University, Sacramento, yang memimpin penelitian ini.
"Hanya sebagian kecil dari buah almond yang bisa dipanen dan dikeringkan, sehingga jadi semua air itu digunakan untuk menghasilkan produk yang lebih padat."