Benarkah Diet Vegan Tak Selalu Sehat untuk Lingkungan?
- bbc
Air dan tanah yang digunakan dan jejak karbon yang dihasilkan dari menanam dan mengangkut buah mudah rusak yang begitu besar, berarti dampak lingkungan yang jauh lebih besar dari perkiraan.
Meski demikian setelah data dari 153 vegan, vegetarian dan omnivora dalam studi itu dihitung, pemakan daging secara rata-rata berdampak lebih buruk bagi lingkungan.
Buah memang sehat, tapi perhatikan juga biaya karbonnya. - Getty Images
Tetapi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika kita memikirkan tentang tanaman pangan yang dapat meningkatkan dampak lingkungan.
Pupuk buatan, misalnya, menyumbang setidaknya 3?ri emisi gas rumah kaca global, menurut industri. Produksi pupuk sintetis menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan metana ke atmosfer, sementara penggunaan pupuk di lahan pertanian menghasilkan dinitrogen oksida, gas rumah kaca lainnya.
Praktik pertanian seperti mengolah ladang juga melepaskan gas rumah kaca dalam jumlah besar ke atmosfer, dan membantu mempercepat erosi.
Gabungan unsur-unsur ini berbeda tergantung tanaman yang ditanam. Tapi jelas ada beberapa makanan nabati yang berdampak tidak proporsional terhadap lingkungan. Berikut ini beberapa pelanggar terburuk menurut BBC Future:
Alpukat
Daging hijau yang kaya buah ini dihaluskan, dicampur dan dipotong-potong di kafe-kafe hipster, restoran-restoran, dan dapur-dapur rumah di seluruh dunia.
Avokad bisa jadi sumber penting untuk mendapatkan protein, vitamin, dan asam lemak untuk orang yang tidak makan daging.
Tetapi avokad juga perlu banyak air. Satu pohon dewasa di California, misalnya, membutuhkan hingga 209 liter setiap hari di musim panas. Air sebanyak ini bisa untuk mengisi bak mandi besar.
Jumlah ini jadi nampak sangat banyak pada bulan-bulan musim panas yang kering di daerah yang airnya terbatas seperti California, Chili, Meksiko dan Spanyol selatan. Di kawasan itu, banyaknya tanaman avokad yang ditanam memberi tekanan besar pada lingkungan setempat.
Diadaptasi dari iklim hutan hujan yang panas dan lembab, akarnya relatif dangkal dan sulit mencari air yang tertahan di dalam tanah. Ini berarti harus terus diairi ketika jarang hujan.
Untuk menumbuhkan satu buah avokad, diperkirakan dibutuhkan sekitar 140 liter-272 liter air, atau sekitar 834 liter per kilogram buah.
Di beberapa daerah, seperti Peru dan Chili, meningkatnya permintaan avokad menyebabkan pengambilan air sungai secara ilegal, yang dituding meningkatkan krisis air.
Avokad bukan satu-satunya buah yang menggunakan air dalam jumlah ekstrem. Buah lain seperti mangga dan plum juga menyedot air dalam jumlah besar. Satu kilogram mangga membutuhkan 686 liter air, sementara plum butuh 305 liter air.