Suplemen yang Dianjurkan untuk Cegah COVID-19 Menurut Ahli
- Freepik/freepik
VIVA – Di masa pandemi seperti sekarang ini, menjaga daya tahan tubuh sangat penting agar kita tidak mudah tertular virus corona atau COVID-19. Selain mempraktikkan kebersihan diri, memerhatikan asupan yang akan kamu konsumsi juga sangat penting.
Untuk menjaga imunitas tubuh, kita harus mengonsumsi makanan dan minuman dengan gizi seimbang. Tapi masalahnya, jarang sekali orang yang kebutuhan gizinya bisa terpenuhi hanya lewat makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu, mengonsumsi suplemen bisa menjadi alternatif.
Namun, spesifik agar dapat menangkal COVID-19, pemilihan suplemen juga tidak bisa sembarangan. Menurut Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Traditional dan Jamu Indonesia, DR. (Cand.) Dr. Inggrid Tania, M.Si, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih suplemen. Apa saja?
"Prinsip yang paling pokok adalah harus aman. Kita harus yakin bahwa suplemen yang kita konsumsi itu aman. Kita tahu aman dari mana? Misalnya kita lihat, ada enggak nomor registrasi Badan POM-nya, itu salah satu cara untuk melihat apakah itu aman atau tidak. Karena kalau sudah ada izin edar Badan POM, artinya sudah melalui tahap penilaian keamanan," ujarnya saat webinar bersama PT Kalbe Farma Tbk, di Youtube Klik Dokter, Rabu 13 Mei 2020.
Inggrid menambahkan, selain itu kita juga harus memikirkan keamanan jangka panjang. Karena pandemi ini berlangsung lama, kita perlu mencari suplemen yang aman dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang.
"Kemudian pertimbangan berikutnya adalah masalah efektivitas. Mempertimbangkan ini (suplemen) kira-kira efektif enggak buat meningkatkan kekebalan tubuh kita," lanjut dia.
Lalu, adakah jenis suplemen tertentu yang dianjurkan oleh para ahli agar dapat menangkal virus corona?
"Ada beberapa suplemen yang sudah dianjurkan oleh para ahli. Jadi, beberapa suplemen misalnya vitamin C dan D3, mineral zinc, juga probiotik. Kemudian suplemen-suplemen lain dari bahan alam, misalnya dari bahan herbal yang bersifat imunomodulator atau bahan alam lain, misalnya dari bahan jamur yang medicinal mushroom itu bisa kita coba," tutur Inggrid.