4 Tanda Kecanduan Masturbasi Saat Karantina di Rumah
VIVA – Selama di rumah imbas dari penyebaran COVID-19, banyak yang mengeluh bosan dan kerap mencari aktivitas yang menyenangkan. Salah satu yang menarik perhatian adalah seks termasuk masturbasi.
Tak dipungkiri bahwa masturbasi dapat memberi kebahagiaan tersendiri. Survey tahun 2009 pada 2500 pria di Amerika, hasilnya ditemukan 27 persen mereka yang berusia 30-39 tahun melakukan masturbasi satu kali seminggu.
Masturbasi sebenarnya aktivitas yang baik bagi kesehatan. Apalagi, bisa mencegah tubuh terinfeksi penyakit menular seksual. Tapi, jika terlalu rutin bahkan sudah kecanduan, bisa memicu bahaya kesehatan terutama pada pria.
Berikut efek secara fisik dan psikis jika terlalu banyak masturbasi, dikutip dari laman Men's Health.
Menyakiti diri sendiri
Pakar urologi Tobias Kohler M.D., mengatakan bahwa masturbasi terlalu sering bisa memicu efek berbahaya mulai dari yang ringan seperti perubahan pada kulit hingga yang serius seperti penyakit peyronie. Bahkan, menimbulkan luka di jaringan kulit dalam.
Terlambat bekerja
Meski di rumah saja, masturbasi berlebihan bisa membuat Anda kelelahan dan terlambat saat harus meeting atau memulai pekerjaan. Jika hal ini sudah makin parah, sebaiknya segera dihentikan kebiasaan masturbasi dengan penanganan ke tenaga profesional.
Kehidupan seks jadi buruk
Pria yang sering masturbasi cenderung hanya melakukan satu jenis rangsangan yakni melalui tangan. Saat menjalani seks dengan pasangan, sulit menciptakan bentuk rangsangan lain dan cenderung membuat gairah seks menurun.
Sulit fokus
Bangun tidur, hanya ingin masturbasi. Siang dan sore hari, rasanya tak lengkap tanpa masturbasi. Hati-hati, pikiran yang selalu ingin masturbasi membuat sulit fokus pada kegiatan dalam sehari-hari. Jika hal ini terjadi, segera konsultasikan dengan dokter agar ditangani dengan tepat.