Dokter Beri Trik Bedakan Batuk Akibat Konsumsi Gorengan dan COVID-19
- Freepik/freepik
VIVA – Batuk merupakan gejala yang paling umum pada pasien COVID-19. Namun, di tengah musim yang tak menentu saat berpuasa ramadan, batuk juga kerap hadir. Lantas, bagaimana membedakan batuk biasa dengan gejala dari virus corona jenis baru itu?
Di bulan puasa, seringkali berbuka dengan gorengan adalah pilihan paling nikmat tapi juga berbahaya. Aneka gorengan yang dimasak dengan rendaman minyak panas memberi risiko penyakit dan batuk adalah dampak yang paling umum terjadi di tubuh.
Hal ini kerap membuat banyak orang khawatir akan gejala COVID-19 yang menimpa. Tetapi, dokter spesialis THT, dr.Syahrial M. Hutauruk Sp.THT-KL(K) mengatakan bahwa perbedaan keduanya bisa diobservasi dengan mudah.
Menurutnya, gejala COVID-19 mencakup berbagai hal, tapi demam adalah faktor utama. Kalau ada batuk, pilek, dan badan tidak nyaman, belum sampai demam masih di bawah 37,2 derajat, mungkin harus diawasi secara mandiri.
"Mungkin awal-awal karena makan gorengan bisa spontan membuat batuk dan sakit tenggorokan. Kalau dalam tiga hari enggak ada demam, mungkin bukan (COVID-19)," ujarnya dalam acara Hidup Sehat di tvOne, Kamis 30 April 2020.Â
Berbeda jika sejak awal, tubuh sudah terasa ada nyeri otot, sakit tenggorokan serta batuk, perlu diwaspadai adanya gejala COVID-19. Ia menjelaskan, hampir semua infeksi virus memicu gejala seperti itu.
"Bisa jadi itu infeksi awal. Kalau batuk dan demam tinggi lebih dari 4 hari, itu pasti gejala COVID-19. Lanjut pemeriksaan dengan swab tenggorokan," paparnya.