Obat Maag Famotidine Disebut Potensial Sembuhkan COVID-19

Ilustrasi vitamin, obat, suplemen
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Para peneliti telah mempelajari kemungkinan menggunakan famotidine, sebagai obat virus corona atau COVID-19, di jaringan rumah sakit di New York City, Amerika Serikat. 

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Famotidine merupakan bahan aktif dalam obat bebas, Pepcid, yang digunakan untuk membantu meringankan gejala sakit maag. 

Dilansir Independent, menurut ABC pada 13 Maret 2020, para peneliti di Norwell Health membuat penelitian dan mendaftarkan orang yang dirawat di rumah sakit karena virus corona, dengan zat yang diberikan kepada pasien melalui infus. 

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Dosis yang diberikan 9 kali lipat dari jumlah yang biasanya ditemukan dalam Pepcid dan dikombinasikan dengan obat antimalaria, hydroxychloroquine.

Gagasan untuk menggunakan obat tersebut berasal dari Dr Michael Callahan, yang telah bekerja dengan dokter China pada studi yang belum selesai tentang efektivitas pengobatan. 

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Sejauh ini, 187 orang telah terdaftar dalam uji coba di 23 jaringan rumah sakit di New York City, termasuk pasien yang menggunakan ventilator. Rencananya, 1.174 orang akan dilibatkan dalam uji coba ini dan hasilnya bisa diketahui dalam beberapa minggu.

Staf di Norwell Health mengatakan bahwa data tentang keamanan yang melibatkan perawatan juga akan tersedia dalam minggu-minggu berikutnya. 

Kepala tim peneliti Norwell Health, Kevin Tracey, mengatakan kepada majalah Science bahwa para peneliti tidak tinggal diam dan akan menghentikan orang-orang yang berusaha menimbun obat tersebut. 

"Jika kita membicarakan hal ini kepada orang yang salah atau terlalu cepat, pasokan obat akan hilang," katanya. 

Menurut Business Insider, sejak artikel tersebut diterbitkan di majalah, Amazon dan Walgreens telah mengalami kekurangan obat dan CVS kehabisan obat di sebagian besar lokasi New York.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya