Studi: Virus Corona Telah Bermutasi Menjadi 10 Jenis
- Time.com
VIVA – Virus corona novel atau virus corona, pertama kali dilaporkan di China pada Desember 2019. Sebuah studi global yang diterbitkan sebuah lembaga India menyatakan, virus ini telah bermutasi menjadi 10 jenis dan salah satunya A2a yang mendominasi seluruh wilayah geografis.
Studi ini, yang dikemukakan oleh Nidhan Biswas dan Partha Majumder dari Institut Nasional Genomik Biomedis di Kalyani, Benggala Barat, India, akan segera diterbitkan dalam Jurnal Penelitian Medis India, sebuah jurnal medis yang ditinjau oleh rekan sejawat yang diterbitkan oleh Dewan Penelitian Medis India (ICMR).
Virus corona baru dengan mutasi A2a, sangat potensial memasuki sel paru-paru manusia dalam jumlah yang lebih besar. SARS-CoV sebelumnya yang telah membunuh 800 jiwa dan menginfeksi 8.000 orang 10 tahun yang lalu, juga 'mahir' memasuki paru-paru, tetapi tidak sebanyak A2a. Akibatnya, COVID-19 menjadi sangat lazim di semua wilayah.
"10 jenis telah berevolusi dari tipe 'O' selama 4 bulan. A2a mulai menyalip tipe lain di seluruh dunia pada akhir Maret. Itu telah menjadi tipe dominan SARS-COV2," kata Majumder, profesor terkemuka dan direktur pendiri institut tersebut, dikutip Times of India, Selasa 28 April 2020.
Para peneliti NIBG menggunakan data urutan RNA yang dibagikan oleh peneliti COVID-19 di seluruh dunia dalam database publik, GISAID. Tim menggunakan urutan RNA dari 3.600 virus corona yang dikumpulkan dari 55 negara dari Desember 2019 hingga 6 April 2020.
Pengamatan pertama menghasilkan, virus corona telah berevolusi menjadi tipe yang lebih baru selama penyebarannya di China dan seluruh dunia.
"Virus corona dapat diklasifikasikan ke dalam banyak jenis, O, A2, A2a, A3, B, B1, dan sebagainya. Saat ini, ada 11 jenis, termasuk tipe O yang merupakan 'tipe pertama' yang berasal dari Wuhan," lanjut Majumder.
Namun, beberapa mutasi memungkinkan virus untuk bertransmisi lebih efisien dan menginfeksi banyak orang.
"Virus mutan semacam itu meningkatkan frekuensi (penularan) dan kadang-kadang sepenuhnya menggantikan jenis virus yang asli. SARS-CoV2 melakukan hal itu," kata dia.
Infeksi COVID-19, dimulai di tenggorokan pasien, kemudian memasuki paru-paru dan berkembang biak sehingga menyebabkan kesulitan bernapas.
Para ilmuwan mengatakan, mutasi A2a mengubah komponen protein lonjakan (protein utama di permukaan) dari virus corona, yang memungkinkannya untuk lebih mudah mengikat dengan protein permukaan sel paru-paru.
COVID-19 berubah menjadi pandemi karena kemampuan tipe A2a bertransmisi dengan mudah. Meskipun sampel urutan RNA yang digunakan dari orang yang terinfeksi di India sangat kecil (35), hasil penelitian menunjukkan bahwa A2a menyumbang 47,5 persen dari sampel.
Menariknya, lebih banyak orang dengan tipe A2a tidak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara di luar India. Untuk mendapatkan kesimpulan apakah tipe A2a dominan di India, dibutuhkan lebih banyak sampel urutan RNA.
Studi ini penting untuk memerangi COVID-19, untuk mengembangkan vaksin dan juga untuk menentukan keberadaan ko-eksistensi tipe A2a dengan jenis lain di beberapa daerah.
Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah ko-eksistensi karena komposisi etnis daerah ini karena pola perjalanan mereka. Para peneliti di institut itu sedang berusaha mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut.