Benarkah Nikotin Bisa Bantu Lawan Virus Corona?
- dw
Namun yang pasti, hampir semua dokter medis setuju bahwa merokok tembakau membawa risiko tambahan pada kasus COVID-19. Mereka menyarankan perokok untuk berhenti merokok sesegera mungkin, karena virus corona utamanya menyerang organ paru-paru, apalagi yang sudah rusak karena merokok.
Tidak seperti saat nikotin murni berasimilasi, misalnya melalui plester nikotin yang banyak digunakan oleh orang-orang yang ingin berhenti merokok – merokok juga sejatinya membebani tubuh dengan banyak zat berbahaya, termasuk agen karsinogenik.
Sejumlah penelitian dan tes masih diperlukan pada plester nikotin dengan dosis berbeda. Jika penelitian Prancis terbukti benar, nikotin bahkan mungkin dapat melindungi orang yang kontak dengan pasien COVID-19 dan kelompok yang berisiko tinggi terkena infeksi.
Namun, mengonsumsi nikotin bukan berarti tidak berbahaya, karena nikotin adalah zat beracun. Saat merokok, perokok menyerap sekitar 1 hingga 3 miligram nikotin. Satu batang rokok mengandung sekitar 12 miligram nikotin.
Lebih banyak mudaratnya?
Di masa lalu, para ilmuwan telah melihat kemungkinan bahwa nikotin memiliki efek positif pada tubuh. Sebagai contoh, para peneliti mempelajari efek zat mirip nikotin pada pengobatan penyakit Parkinson dan Alzheimer.
Bagi orang dengan kondisi serius seperti demensia, manfaat nikotin dirasa lebih besar daripada kerugian yang disebabkan. Namun, hasil penelitian Prancis di atas bukan berarti setiap orang harus mulai mencoba merokok sedini dan sesering mungkin.