Ruam Merah Jadi Gejala Baru COVID-19, Pakar Ungkap Sebabnya
- U-Report
VIVA – Data kasus positif COVID-19 kian bertambah di dunia. Bukan hanya itu, berbagai gejala baru juga semakin beragam, seperti saat ini pakar menemukan banyaknya keluhan pasien terkait ruam merah di kulitnya usai terinfeksi virus tersebut.
Dikutip dari laman Daily Star, data pasien di Italia menunjukkan bahwa satu dari lima pasien rawat inap di rumah sakit meninggal dunia akibat corona, sempat mengalami ruam merah di kulitnya. Data tersebut mengungkap bahwa gejala itu bisa menjadi satu-satunya atau gejala dini dari virus corona jenis baru.
Sebelumnya para pakar menyetujui bahwa gejala virus tersebut antara lain demam dan batuk kering yang baru terjadi dan berkepanjangan. WHO juga mengatakan gejala lain yang cukup umum seperti diare, sakit tenggorokan, dan nyeri di beberapa area tubuh.
Hidung, telinga dan tenggorokan khususnya cenderung mengalami kekurangan fungsi seperti sulit mencium bau dan merasakan makanan. Dengan gejala baru berupa ruam merah ini, pakar berharap agar masyarakat bisa lebih mengenali tanda dari serangan virus.
"Dari observasi, pasien yang mengalami enzema atau alergi berbeda secara mendadak, ruam yang aneh," ujar Konsultan Dermatologi NHS, Dr. Veronique Bataille.
"Lalu mungkin 2-3 hari setelahnya mulai menunjukkan gejala khas COVID-19. Untuk sebagian pasien, gejala itu bisa saja menjadi satu-satunya gejala," katanya lagi.
Data tersebut juga diteliti dalam sebuah studi dengan 88 pasien dari Lecco Hospital, Lombardy, Italia, yang menemukan 20 persen dari mereka mengalami perubahan di kulitnya. Telah dianalisa juga bahwa reaksi itu bukan berasal dari efek samping obat yang diminum.
"Kulit adalah organ terbesar di tubuh. Jika tubuhmu sakit, paru-paru sedang bermasalah, tidak heran jika kulit akan bereaksi berbeda dan ada sekitar lima kasus seperti ini," ujar dokter dermatologi, Prof Hywel Williams.