Mengasuh Anak Saat Pandemi Ala Perempuan di Keluarga Shihab

Keluarga Najwa Shihab.
Sumber :
  • YouTube/Najwa Shihab

VIVA – Pandemi COVID-19 memberi dampak pada banyak hal, termasuk cara bersosialisasi dan pola pengasuhan anak. Adaptasi dan masa transisi semenjak virus itu masuk ke Indonesia juga turut dirasakan oleh para perempuan di keluarga Shihab.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Dalam tayangan YouTube Narasi, presenter ternama Najwa Shihab mengajak para perempuan di keluarganya seperti ibu, saudara kandung, dan ipar untuk ikut bercengkrama dan berbagi mengenai tantangan di masa pelik ini. Najwa mulai melempar pertanyaan mengenai cara mengatasi kejenuhan anak.

"Apa aja tantangannya memiliki anak di pandemi COVID-19? Anak-anak pasti kangen sekolah, playdate, kumpul dengan temen," kata Najwa.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Adik ipar Najwa, Sidah Ahmad, mengatakan bahwa rasa jenuh sudah pasti dimiliki anak-anaknya. Ia mensiasati kejenuhan itu dengan tetap melakukan rutinitas seperti hari sekolah pada umumnya.

"Tapi bagusnya di sekolah kita bukan libur tapi belajar di rumah. Jadi setiap pagi masih ada kegiatan belajar lalu main," papar Sidah.

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Putri pertamanya yang duduk di bangku sekolah dasar dikatakan sudah mulai terbiasa dengan rutinitas itu. "Kalau Nawa (anak bungsu) justru nangis karena dia seneng rame, pengen kumpul," lanjut Sidah.

Sama halnya dengan putri ke-3 Quraish Shihab, Nasywa Shihab, yang tetap rutin menyemangati aktivitas anak-anaknya meski hanya di rumah. "Aku bilang ke anak-anak, kamu enggak libur, kamu tetap sekolah. Jadi aku tetap jalani rutinitas, mereka tetap bangun pagi, harus mandi, sarapan, pake seragam sekolah," ungkap perempuan yang akrab disapa Caca.

Sejalan dengan itu, Najwa kembali melempar pertanyaan terkait sosok perempuan yang digenjot untuk bisa multiperan saat situasi pandemi ini. Kakak pertama Najwa, Najeela Shihab, menjawab bahwa multiperan para perempuan sudah terjadi kapan pun, hanya saja tantangannya berbeda di masa karantina.

"Sekarang (multiperan) menjadi nyata karena dibatasi geraknya. Biasa anak-anak dikirim ke sekolah, sekarang di depan mata. Yang Caca dan Sidah bilang itu kunci utama, (yaitu) rutinitas harus tetap ada. Kalau kita kerja mungkin butuh negosiasi untuk tim kerja agar waktunya tepat buat semuanya," terangnya.

Meski berat, Najeela menegaskan bahwa banyak para perempuan yang sudah mulai terbiasa dengan masa transisi ini. Ia juga menuturkan, hikmah yang ada dengan sosok ibu yang sepanjang hari di rumah.

"Hikmahnya kita kenal anak-anak kita yang aspek-aspek sebelumnya kita enggak terlalu tahu. (Juga) jadi lebih kenal energi dan emosi kita sendiri," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya