Obat Malaria Rekomendasi Donald Trump Gagal Atasi Virus Corona
- Freepik/freepik
VIVA – Sebuah studi baru mengatakan, obat malaria yang disebut-sebut sebagai obat ajaib oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terbukti tidak berguna.
Menurut hasil penelitian terbaru, ada lebih banyak kematian di antara orang-orang yang diberi hydroxychloroquine, obat malaria yang banyak digembor-gemborkan oleh Trump untuk mengobati virus corona atau COVID-19, dibanding mereka yang mendapat perawatan standar.
Namun, menurut Associated Press, penelitian ini hanya bertaraf nasional dan bukan percobaan yang ketat. Ini masih gambaran umum sejauh ini dari hydroxychloroquine dengan atau tanpa antibiotik azitromisin untuk COVID-19 di 368 virus pasien.
Dilansir Independent, para peneliti menganalisis catatan medis pria veteran yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi virus corona, yang meninggal atau dipulangkan pada 11 April 2020.
Hasil studi menemukan, sekitar 28 persen pasien yang diberi hydroxychloroquine dan perawatan biasa meninggal, dibandingkan 11 persen dari mereka yang hanya mendapatkan perawatan rutin saja.
Temuan ini bisa menjadi alasan Trump seharusnya tidak mengadvokasi untuk perawatan hydroxychloroquine. Sebelum ini, berbagai penelitian telah menunjukkan, obat malaria tersebut sama sekali tidak bermanfaat, bahkan CIA memperingatkan efek samping fatalnya.
"Obat itu luar biasa, itu akan sangat indah. Obat ini akan menjadi hadiah dari surga jika berhasil," kata Trump tentang obat tersebut awal bulan April 2020.