Tak Perlu Resah, Lakukan Ini Jika Tetangga Positif COVID-19
- Freepik/freepik
VIVA – Penularan virus corona jenis baru atau COVID-19 kian meluas. Semakin banyaknya masyarakat yang berstatus ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan PDP (Pasien Dalam Pengawasan) yang harus melakukan isolasi diri di rumah, membuat lingkungan tempat tinggal menjadi resah.
Namun, ternyata rasa takut dan resah tak seharusnya ditunjukan pada tetangga kita. Keresahan yang timbul dan ditunjukkan pada pasien positif, dapat memicu beban tersendiri.
"Tidak perlu paranoid karena itu jadi beban psikis buat mereka. 95 persen COVID-19 umumnya gejala ringan," ujar Spesialis kesehatan masyarakat Prof dr Hasbullah Thabany, MPH, Dr.PH, dalam acara Hidup Sehat di tvOne, Selasa, 21 Maret 2020.
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang karakteristik virus Corona atau SARS-CoV-2 memicu timbulnya stigma maupun diskriminasi. Padahal, mereka yang harus melakukan isolasi diri membutuhkan dukungan moral serta bantuan untuk memenuhi kebutuhan harian mengingat akses mereka terbatas untuk keluar rumah.
"Bantu tetangga yang positif biar semangat dan sehat, kasih semangat lewat WA dan telepon. Kalau mau ketemu, bisa kirim makanan ke dia tapi jaga jarak," paparnya.
Perlu diingat bahwa bertemu bukan berarti mengobrol meski hanya dalam waktu beberapa menit saja. Bertemu hanya sekadar menempatkan makanan di pagar rumah dan menyapa dari jauh.
"Realistis dengan jaga jarak dan pakai masker. Jangan kontak langsung dan jaga jarak 2 meter. Ketemu boleh tapi dari jauh," jelasnya.
Tidak dibolehkannya untuk bertemu dalam durasi lama atau mengobrol singkat, karena khawatir malah keasyikan. Hal ini bisa memicu penularan lebih mudah terjadi.
"Budaya kita suka lupa. Kalau sudah ketemu dan dekat, malah kebablasan. Say halo saja. Esensinya tetap peduli," tegasnya.