Amankah Program Hamil saat Pandemi COVID-19?

Ilustrasi ibu hamil.
Sumber :
  • Pixabay/Pexels

VIVA – Imbauan untuk tinggal di rumah selama pandemi COVID-19 diperpanjang oleh pemerintah agar mempersempit penularan virus corona jenis baru tersebut. Kondisi ini menimbulkan berbagai pertanyaan, termasuk bagi pasangan yang tengah berencana memulai program kehamilan.

Benarkah Covid-19 di Bumi Berdampak pada Suhu di Bulan

Dengan imbauan untuk tinggal di rumah, bepergian ke luar termasuk rumah sakit tentu memiliki risiko penularan virus corona jenis SARS-CoV-2 itu. Lantas, bagaimana dengan pasangan yang ingin memulai program kehamilan?

"Di fase ini kita tidak tahu posisi atau status COVID-19 terhadap kehamilan. Apalagi hamil awal harus makin hati-hati. Karena tanpa ada skrining kuat (di rumah sakit), sulit," ujar spesialis kandungan, dr. Ivan Sini SpOG, dalam acara media Morula IVF, Kamis, 16 April 2020.

USAID Mendanai Senjata Biologis, termasuk Covid-19

Meski begitu, dokter Ivan menekankan, program kehamilan khususnya bayi tabung, bukan berarti tak diperbolehkan bagi pasangan yang mau mencoba. Terlebih, dokter Ivan mengakui ada beberapa kondisi yang sebaiknya dilakukan pasangan untuk segera memulai kehamilan.

"Usia tidak bisa dicover saat pandemi ini selesai. Usia wanita 35 tahun ke atas cenderung sudah berkurang sel telurnya," kata dia.

CIA Dukung Teori COVID-19 dari Kebocoran Lab di China, Beijing Minta AS Stop Manipulasi

Untuk itu, Presiden Direktur Morula Indonesia itu mengatakan solusi aman adalah dengan melakukan program bayi tabung di rumah. Menurutnya, tim dokter bisa memantau dari jarak jauh, serta memberi konsultasi melalui teknologi.

"Kita beri konseling kesuburan, gizi, dan psikis karena WFH juga rentan stres. Rapid test Covid-19, minum suplemen, makan gizi seimbang dipantau, dan olahraga yoga juga," paparnya.

Apalagi, selama di rumah, akan sangat baik untuk kondisi fisik calon ibu dengan meminimalkan paparan debu atau sentuhan dari orang lain yang berisiko sebagai sumber penyakit. Untuk gizi, paket yang diberikan juga sudah termasuk pemantauan gizi seimbang.

"Kami membuat formulasi dengan meminimalkan ke rumah sakit. Paket kita paling banter 2 kali ke klinik sisanya konsultasi," jelasnya. 

Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Raden Pardede, di acara diskusi 'Menggali Sumber Ekonomi Potensial Menuju Pertumbuhan 8 Persen', yang digelar di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis, 13 Februari 2025

Ekonomi Nasional Hadapi Jatuh Tempo Utang Pemerintah Era COVID-19 dan Ancaman Krisis Finansial

Ekonom sekaligus Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Raden Pardede, mengingatkan soal besarnya utang pemerintah akibat ekspansi fiskal saat hadapi COVID-19

img_title
VIVA.co.id
13 Februari 2025