Penyebab Banyak Orang Merasa Alami Gejala Mirip COVID-19

Ilustrasi stres/sakit kepala/pusing.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Selama pandemi virus corona jenis baru atau COVID-19, kecemasan publik menyebar lebih cepat daripada penyakit. Hal ini karena orang mulai merasa seperti mengalami gejala penyakit ini yang dipublikasikan secara luas.

Rahasia Hidup Sehat dan Bahagia dengan Gaya Hidup Minimalis

Banjirnya informasi itu bisa berasal dari media sosial maupun media lainnya. Kekhawatiran berlebihan mengenai virus corona dapat menyebabkan tubuh menciptakan gejala seperti COVID-19. Padahal, sesugguhnya gejala tersebut merupakan manifestasi dari rasa cemas berlebihan, bukan akibat terinfeksi virus.

"Sakit fisik bisa terjadi karena psikis, namanya gejala somatisasi. Artinya yang kita pikir, dengar, bisa ikut merasakan," ujar dokter spesialis penyakit dalam dr Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD(K) dalam acara Hidup Sehat, Kamis 16 April 2020.

Mau Tetap Sehat di Usia 40-an? Kenali 5 Kebiasaan Buruk yang Harus Dihindari!

Gejala tersebut muncul akibat sugesti dari diri sendiri. Menurutnya, jika seseorang sangat larut dan sensitif terhadap berita yang ia baca dan dengar, akan benar-benar merasa gejala seperti COVID-19. Padahal, belum tentu gejala tersebut menandakan tubuh terinfeksi COVID-19.

"Common cold seperti batuk dan pilek itu kan bisa disebabkan alergi, tapi karena sering membaca berita soal COVID-19, akan membuat seseorang membandingkan gejalanya dengan pasien yang positif," tuturnya.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Lalu bagaimana sebaiknya mengatasinya, apakah harus segera ke dokter? Dikatakan Khomeini, ada lima tips sederhana yang patut dicoba masyarakat selama masa pandemi COVID-19 untuk menurunkan gejala tersebut.

Pertama, kurangi asupan berita negatif seperti membaca dan mendengar soal pasien meninggal dan sakit. Hal ini akan menimbulkan rasa sedih dan pesimis. Selanjutnya, jika memang ingin mengetahui angka pasien terkait COVID-19, harus berdasarkan berita yang akurat. Dari sisi psikisnya, tetap waspada terhadap gejala COVID-19 namun harus berdasarkan berita yang akurat serta komunikasi pada orang yang tepat dan profesional.

"Selebihnya, istirahat yang cukup seperti tidur sesuai pola pada umumnya dan durasi yang cukup. Lalu, olahraga yang baik dan sesuai anjuran. Terakhir, konsumsi makanan yang baik seperti sayur dan buah yang akan membantu kita lebih optimis," terangnya.

Ilustrasi kanker payudara. (Unsplash.com/Angiola Harry)

Deteksi Dini Kanker Payudara dengan 5 Cara Ini, Perempuan Wajib Tahu

Kanker payudara salah satu penyakit paling umum yang menyerang perempuan di dunia. Deteksi dini meningkatkan peluang pengobatan yang efektif dan harapan hidup.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2024