Junk Food Jadi Primadona saat Karantina, Ini Tips Sehat Mengonsumsinya
- Pixabay
VIVA – Memesan makanan secara daring selama karantina di saat pandemi COVID-19, sudah menjadi hal yang cukup sering dilakukan masyarakat. Pilihan makanannya pun beragam dengan banyaknya promosi, seperti beberapa jenis junk food.
Promo yang menggiurkan dari macam-macam merek junk food, tentunya membuat orang ingin membelinya. Tak hanya itu, junk food memang dikenal dengan rasanya yang lezat sehingga disukai oleh berbagai kalangan.
Dengan rasanya yang lezat, kandungan di dalam junk food juga berisiko memicu masalah di tubuh. Alih-alih hemat dan memuaskan lidah, konsumsi junk food dalam frekuensi yang sering dan jumlah banyak, bisa berdampak bahaya pada kesehatan.
Apa saja jenis junk food yang berbahaya bagi kesehatan, ya? Dan apa saja tips untuk mengonsumsinya dengan cara yang lebih sehat? Berikut ulasannya berdasarkan paparan spesialis gizi klinik, Dr.dr Samuel Oetoro MS SpGK (K), dalam acara Hidup Sehat di tvOne.
Pizza
Olahannya yang mengandung tepung dan keju, dapat berbahaya bagi tubuh. Tepung merupakan sumber karbohidrat sederhana yang menaikkan kadar gula darah dengan cepat. Keju di toppingnya juga mengandung lemak yang sangat tinggi sehingga berakibat pada kolesterol.
"Agar lebih sehat, bisa dicoba mengolahnya sendiri memakai tepung low fat. Lalu toppingnya ada sayuran yang baik bagi tubuh," terangnya.
Ayam goreng
Rasa ayam goreng berbalut tepung yang crispy sudah tak asing lagi di lidah. Bahkan, balutan tepungnya itulah yang memberi kekayaan rasa di lidah. Namun, konsumsi tepung dalam jumlah berlebih bisa mengakibatkan obesitas.
"Cara pengolahannya digoreng dan harus terendam minyak, belum lagi minyak yang dipakai sudah berulang-ulang digunakan menggoreng sehingga memicu kolesterol," kata dia.
Ia menyarankan agar konsumsi ayam dari bahan yang segar serta tidak memakai minyak yang digunakan berulang kali. Cara itu akan membuat olahannya lebih sehat.
Daging olahan?
Tak sedikit makanan yang dijual di gerai-gerai tertentu menggunakan jenis daging olahan. Meski lezat dan gurih, namun daging olahan mengandung tinggi garam dan lemak.
"Sebaiknya tak dikonsumsi tiap hari. Mungkin bisa sebulan sekali, kalau terpaksa karena tak ada makanan fresh, sesekali boleh karena tubuh bisa metabolisme zat berbahaya," jelasnya.