3 Bahaya Sering Makan Mi Instan Selama Karantina

Ilustrasi mie instan.
Sumber :
  • Freepik/dashu83

VIVA – Imbauan pemerintah untuk karantina mandiri di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19, membuat masyarakat menyimpan makanan dalam jumlah banyak. Mi instan menjadi makanan yang paling sering dipilih karena proses memasaknya yang mudah dan rasa yang lezat.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Tetapi, rutin mengonsumsi mi instan selama karantina mandiri di rumah bisa berisiko besar. Sebab, kandungan di dalam mi instan terdapat banyak garam yang tak boleh dikosumsi dalam jumlah besar.

"Semua makanan instan tinggi garam. Di dalam makanan instan ada banyak garam agar awet. Padahal kebutuhan natrium hanya 1,5 sdt per hari," ujar dokter spesialis gizi klinis, Dr.dr Samuel Oetoro MS SpGK (K) dalam acara Hidup Sehat di tvOne.

Viral Video Diduga Ada Belatung Saat Dimasak, Pihak Lemonilo Buka Suara

Terlebih, sering kali seseorang makan mi instan bukan dalam jumlah sedikit. Padahal, dalam satu bungkus mi instan bisa memicu bahaya tekanan darah tinggi dan obesitas yang mengintai di kemudian hari.

"Bahayanya enggak sekarang tapi bisa timbul hipertensi jangka panjang. Makan mi instan bisa 2-3 bungkus, kalori dan natrium berlebih, apalagi tiap hari, bisa obesitas," terangnya.

Terpopuler: Bahayakah Libido Tinggi Saat Menstruasi, Makanan Impor dari China Timbulkan Korban Lagi

Selain itu, dengan timbulnya hipertensi, lemak jahat yang juga turut dikonsumsi bisa berdampak pada kondisi kolesterol. Bahaya kolesterol bisa menganggu fungsi kerja organ lain seperti peredaran darah hingga jantung.

"Bahaya lain ada lemak jahat. Bisa tingkatkan kolesterol ujungnya penyumbatan pembuluh darah," ungkapnya.

Ilustrasi mie instan

Australia Tarik 3 Produk Indomie dari Peredaran, Ini Alasannya

Badan pangan Australia (Food Standards Australia) menarik tiga varian produk Indomie Indonesia dari peredaran.

img_title
VIVA.co.id
18 Desember 2024