Kondom Langka saat Pandemi COVID-19, Bahaya 'Kebobolan' Mengintai

Ilustrasi kondom.
Sumber :
  • dok. pixabay

VIVA – Langkanya produksi kondom tengah mencapai krisis di saat pandemi COVID-19. Imbauan untuk bekerja di rumah membuat banyak pabrik termasuk perusahaan tempat membuat kondom, menutup dan mengganggu jalannya proses produksi.

5 Tahun Usai Pandemi COVID-19, Heboh Penyakit Baru Menyebar di China! Ini Faktanya

Malaysia, salah satu negara yang cukup diperhitungkan sebagai produsen dan sumber suplai kondom, diketahui tengah menjalani lockdown. Hal itu dilakukan akibat tingginya infeksi penularan virus corona jenis baru yang mencapai angka tertinggi di Asia Tenggara, seperti dikutip Straits Times.

Hal ini juga mengganggu produksi perusahaan untuk alat kontrasepsi terbesar, Karex. Perusahaan itu hanya mencapai produksi kurang dari 200 juta kondom.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

"Dunia akan mengalami krisis kondom," ujar chief executive Karex, Goh Miah Kiat.

Menurutnya, krisis kondom bukan hal yang harus dianggap sepele. Di tengah pandemi COVID-19 dengan imbauan menjauhi kerumunan, banyak pasangan yang menghabiskan waktu lebih banyak di rumah. Minimnya produksi kondom bisa menimbulkan masalah kesehatan baru.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

"Krisis kondom atau alat kontrasepsi lain dapat memicu peningkatan kasus kehamilan tak direncanakan, dengan potensi fasilitas kesehatan yang minim dan konsekuensi sosial di tengah pandemi," ujar juru bicara UN Population Fund.

Ia mengatakan, program pemerintah untuk membentuk keluarga berencana adalah kunci keefektifan produktivitas sumber daya manusia. Tak hanya itu, risiko penyakit menular lain juga bisa mengintai seperti HIV.

"Akan ada risiko peningkatan kasus aborsi ilegal dan risiko penyakit menular seksual dan HIV," imbuhnya.

Ilustrasi populasi warga China.

China Diserang Virus Baru HMPV yang Menyebar Cepat, Bakal Sama Seperti COVID-19?

Berbagai laporan di media sosial menunjukkan bahwa virus ini menyebar dengan cepat. Bahkan beberapa rumah sakit mulai kewalahan mengatasi pasien seperti masa COVID-19.

img_title
VIVA.co.id
3 Januari 2025