Virus Corona Bikin Peredaran Obat-obatan dan Alat Medis Palsu Melonjak
- Freepik/freepik
Saat permintaan melonjak, BBC menemukan sejumlah besar chloroquine palsu diedarkan di Republik Demokratik Kongo dan Kamerun. Biasanya obat itu dijual seharga US$40 untuk 1.000 tablet, tapi kini apotek di Kongo menjualnya seharga US$250.
Obat itu dijual dengan label diproduksi di Belgia oleh `Brown and Burk Pharmaceutical limited`. “Kami mengontak `Brown and Burk`, sebuah perusahaan obat yang terdaftar di Inggris, dan mereka mengatakan "tak berurusan dengan obat tersebut. Kami tidak membuatnya. Obat-obatan itu palsu”.
Dengan terus berlanjutnya pandemi, Profesor Paul Newton, seorang ahli obat palsu di University of Oxford di Inggris mengingatkan peredaran obat palsu dan berbahaya hanya bisa terus meningkat apabila berbagai negara di dunia tidak bersatu melawannya.
"Kita menghadapi bahaya pandemi paralel. Virus dan obat-obatan palsu berbahaya, kecuali apabila kita semua memastikan adanya langkah global terpadu. Jika tidak,kita akan kehilangan keunggulan dari obat-obatan modern”.
Ilustrasi oleh Jilla Dastmalchi.