Logo BBC

Virus Corona Bikin Peredaran Obat-obatan dan Alat Medis Palsu Melonjak

Ilustrasi termometer/virus corona/COVID-19.
Ilustrasi termometer/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/freepik

"Hasil terbaik dari obat ini adalah: mereka tidak menyembuhkan apa-apa. Tapi hasil terburuk dari obat ini bisa merugikan karena bisa jadi obat-obatan itu beracun,” kata Pernette Bourdillion Esteve, anggota tim WHO yang mengurusi obat-obatan palsu.

Bulan Maret lalu, Interpol menyita 34.000 masker palsu.
Getty Images
Bulan Maret lalu, Interpol menyita 34.000 masker palsu.

Rantai pasok

Nilai dari industri farmasi global adalah triliunan dolar AS. Rantai pasok terbentang lebar dari pabrikan di China dan India, pengemasan di Eropa, Amerika Selatan atau Asia, hingga distributor pengirim obat ke seluruh dunia.

Kata Esteve, mungkin tak ada yang lebih terglobalisasi dibandingkan obat-obatan, dan ketika banyak negara mengalami penutupan wilayah, rantai pasok global mulai berantakan.

Beberapa perusahaan farmasi di India berkata kepada BBC mereka kini menjalankan 50-60 persen kapasitas produksi. India memasok 20 persen dari obat-obatan dasar di Benua Afrika, dan dengan ini maka banyak negara di Afrika akan terpengaruh.

Ephraim Phiri, seorang apoteker di Lusaka, Zambia menyatakan ia sudah merasakan dampak itu. "Kami sudah kehabisan obat-obatan, dan tidak bisa memasok gantinya. Kami tak bisa apa-apa. Susah sekali dapat pasokan, terutama obat seperti anti biotik dan obat anti malaria,” tuturnya.

Produser dan pemasok juga kepayahan karena bahan mentah untuk membuat tablet menjadi semakin mahal. Beberapa pabrik harus tutup sama sekali.