Perokok 14 Kali Lebih Berisiko Terkena Virus Corona

Ilustrasi rokok.
Sumber :
  • Pixabay/Ralf Kunze

VIVA – Para ahli memperingatkan, perokok 14 kali lebih mungkin untuk terkena virus corona atau COVID-19 dan dapat menempatkan anggota keluarganya juga dalam risiko.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

"Tidak ada yang lebih penting dari berhenti merokok, tidak hanya untuk kesehatan Anda sendiri tetapi untuk melindungi orang-orang di sekitar Anda," ujar Direktur Kesehatan Masyarakat Inggris, Profesor John Newton, menurut laporan The Sun, dilansir laman Daily Star.

COVID-19 dapat memengaruhi paru-paru dan sistem pernapasan. Merokok juga dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru yang membuat organ tubuh melemah bahkan lebih berisiko mengalami kerusakan lebih lanjut. 

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Sebuah survei yang dilakukan di Tiongkok menemukan bahwa perokok 14 kali lebih mungkin terserang penyakit parah. Laporan tersebut menambahkan, studi ini juga telah melihat faktor-faktor yang menyebabkan virus corona.

Tidak jauh berbeda, seorang dokter dari Inggris, Dr Babak Ashrafi, mengungkapkan bahwa merokok dapat menurunkan kekebalan tubuh. 

Guru Besar Unpad Paparkan Hasil Riset Produk Tembakau Alternatif bagi Kesehatan Gusi

"Sudah diketahui secara luas bahwa merokok dapat menurunkan kekebalan hingga tingkat yang kecil, dan karena efeknya terhadap paru-paru, itu dapat membuat Anda lebih rentan terhadap virus yang menular," kata dia.

Para ahli kesehatan bahkan telah memperingatkan bahwa merokok bisa membuat gejala COVID-19 terasa lebih buruk dan memperpanjang rasa sakit.

"Jika Anda merokok, infeksi Anda mungkin bertahan lebih lama dari yang seharusnya dan lebih parah. Sekretaris Kesehatan juga menyarankan untuk berhenti merokok untuk melindungi diri Anda dari virus corona. Jadi sekarang mungkin saat yang tepat bagi Anda untuk berhenti," kata Dr Ashrafi menambahkan.

Hasil penelitian juga telah menunjukkan bahwa pria memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah daripada wanita ketika terjangkit COVID-19. Di China, pria lebih banyak merokok dibanding wanita, dan para ahli percaya, ini bisa menjadi faktor dalam tingkat kelangsungan hidup.

Dr Diana Gall di Doctor4U mengatakan, COVID-19 merupakan virus yang memengaruhi sistem pernapasan dan menyebabkan batuk kering serta kesulitan bernapas. 

"Karena sifat virusnya, orang dengan kesulitan bernapas yang sudah ada sebelumnya diketahui menderita komplikasi yang lebih serius daripada orang sehat. Meskipun virus itu sendiri seharusnya bukan satu-satunya motivasi Anda untuk berhenti," tuturnya.

Ilustrasi perokok. (Unsplash.com/Bady Abbas)

7 Tips Menjaga Kesehatan Paru-paru untuk Perokok Aktif

Zat berbahaya dalam rokok dapat merusak jaringan paru-paru dan menyebabkan berbagai penyakit pernapasan, seperti bronkitis, emfisema, hingga kanker paru-paru.

img_title
VIVA.co.id
6 November 2024