Tips Olahraga di Rumah saat Karantina Mandiri

Ilustrasi wanita.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Status darurat virus corona atau COVID-19 di Indonesia diperpanjang hingga 29 Mei 2020. Ini berarti imbauan untuk masyarakat tetap berada di rumah juga bertambah panjang.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Tidak meninggalkan rumah jika tidak dalam kondisi mendesak merupakan imbauan yang dilakukan pemerintah, untuk mencegah penyebaran virus corona semakin meluas. Dengan adanya imbauan tetap di rumah, pemerintah meminta masyarakat untuk melakukan karantina mandiri di rumah.

Mendengar kata karantina mandiri. Tidak sedikit dari masyarakat yang salah kaprah. Sebagian orang berasumsi bahwa karantina mandiri hanya dilakukan oleh mereka yang berstatus pasien dalam pengamatan (PDP) atau orang dalam pemantauan (ODP) saja. 

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Lalu, apa itu karantina mandiri? Dalam program Hidup Sehat tvOne Spesialis penyakit dalam, dr. Ronald Irwanto Natadidaja, SpPD-KPTI, FINASIM menjelaskan bahwa karantina mandiri merujuk pada kondisi keadaan seseorang wajib mengikuti imbauan untuk tidak banyak berkontak dengan lapisan masyarakat. 

"Karantina ada dua tujuannya. Memang orang sudah ODP, mereka isolasi rumah supaya tidak berkontak degan orang lain. Kedua, tujuanya agar orang mengurangi kontak supaya tidak tertular dari masyarakat luas. Saat ini disarankan di tengah COVID-19 hindari kegiatan berkelompok," kata Ronald.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Mengingat, kata dia, penularan COVID-19 ini melalui droplets kontak dekat dan melalui sentuhan. Yang mana penularan melalui droplets ini bisa terjadi ketika seseorang yang sakit mengeluarkan percikan kecil (droplets) saat mereka bersin, batuk atau berbicara dan terhirup oleh mereka yang sehat.

"Kalau sentuhan, bisa saja ketika orang yang sakit itu bersin, lalu dia menutupnya dengan tangan, kemudian tangannya yang belum dicuci salaman dengan kita, nempel-nempel. Ini bisa penularan," ujarnya.

Maka dari itu, dia menyarankan untuk tetap berada di dalam rumah sebagai bentuk pencegahan.

Di sisi lain, meski tengah menjalani karantina mandiri, bukan berarti masyarakat tidak bisa beraktivitas seperti olahraga.

Ronald menjelaskan, masyarakat masih bisa menjalankan olaharaga yang ‘murah meriah’ di rumah saat kondisi seperti saat ini. Dia menjelaskan, masyarakat bisa mencoba melakukan olaharaga ringan seperti berjalan di area rumah.

"Kita bisa lakukan olaharaga, disarankan olahraganya bersifat isometrik. Artinya, bisa dilakukan berkesinambungan. Cukup 30 menit, tapi jangan sampai diforsir. Contoh jalan cepat, tapi jangan sampai ngos-ngosan. Lakukan 30-45 menit, harus continue," kata dia.

Dia juga menegaskan, olahraga ini harus dilakukan dalam keadaan yang fit. Untuk mereka yang dalam keadaan kurang sehat saat menjalani karantina disarankan untuk tidak berolahraga.

"Kalau dia sakit atau kurang fit disarankan istirahat," ucapnya.

Dia juga menambahkan, pada saat menjalani karantina mandiri, masyarakat juga harus memperhatikan asupan makanan untuk menjaga tubuh tetap fit.

"Bagaimana pun, sehat atau sakit harus makan makanan yang bergizi dan seimbang. Kondisi saat ini, olahraga sesuai porsi makan berimbang, cuci tangan, tidak menyentuh wajah, serta menghindari kegiatan yang sifatnya berkelompok bisa jadi solusi pencegahan COVID-19," tutup Ronald.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya