Menyemprot Disinfektan ke Tubuh Berbahaya, Ini Kata Ahli
VIVA – Beberapa waktu belakangan ini, masyarakat ramai-ramai mencari cairan disinfektan di pasaran. Ini karena cairan disinfektan diketahui dapat membunuh virus corona atau COVID-19.
Bukan hanya digunakan pada benda mati saja. Cairan disinfektan belakangan juga sering digunakan untuk disemprotkan ke bagian tubuh. Ini beberapa kali terjadi di Indonesia dalam rangka mematikan virus corona.
Baca juga: WHO: Jangan Semprot Disinfektan ke Badan, Bahaya!
Cairan disinfektan juga pernah terlihat disemprotkan pada tubuh manusia saat ratusan WNI yang dijemput pulang dari Wuhan, China pada Januari 2020 lalu tiba di Indonesia. Bukan hanya itu, beberapa fasilitas umum juga saat ini menyediakan tempat khusus untuk penyemprotan disinfektan yang disebut disinfectant chamber.
Setelah memasuki tempat berbentuk bilik tersebut, orang akan disemprotkan cairan disinfektan dan diyakini dapat membunuh virus yang menempel pada pakaian atau tubuh seseorang.
Lalu, apakah penyemprotan disinfektan pada tubuh benar-benar efektif?
Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang juga Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial, SpPD angkat bicara. Melalui pesan singkatnya, Minggu, 29 Maret 2020, ia mengatakan bahwa menyemprotkan cairan disinfektan pada tubuh tidak disarankan.
"Saya sempat berdiskusi dengan Dr.Parani WHO (World Health Organization) representative Indonesia dan beliau juga sama khawatirnya dengan saya. Bahwa penyemperotan disinfektan langsung ke tubuh kita. Dalam tweet Dr. Parani (@NParanietharan) 29 Maret 2020 jam 1.04 PM, beliau menyebutkan, ‘Please do not spray disinfectant on people’, dan beliau juga menambahkan, it may be harmful," kata Ari.
Dia melanjutkan, dengan adanya pernyataan representatif dari WHO Indonesia, yang meminta untuk tidak menyemprotkan disinfektan pada tubuh karena itu bisa membahayakan, maka masyarakat harus mematuhinya.
Ia juga menegaskan, penyemprotan alkohol atau klorin tidak akan menghilangkan virus yang sudah masuk ke dalam tubuh.
"Penyemprotan alkohol atau klorin berbahaya untuk mukosa mulut, hitung dan mata. Jadi sebaiknya bahan ini digunakan untuk membersihkan permukaan peralatan rumah tangga atau kantor," kata dia.
Ari menjelaskan, virus ini menular dari satu orang ke orang lain melalui droplets. Jadi orang bisa tertular langsung dari penderita yang bicara keras, batuk atau bersin di depannya dalam jarak 1 meter.
Selain itu, secara tidak langsung, jika droplets yang mengandung virus tersebut jatuh ke meja, sakelar lampu, gagang telepon, gagang pintu atau, atau benda yang biasa disentuh orang, maka hal ini juga bisa jadi sumber penularan. Yakni ketika kita menyentuh permukaan yang terkontaminasi kemudian menyentuh wajah tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Oleh karena itu, kata dia dia penting bagi masyarakat harus benar memperhatikan bahwa tangan kita tidak menyentuh tempat-tempat yang disentuh orang lain di luar rumah. Selain itu, jika tanganmu belum jelas sudah menyentuh apa saja, sebaiknya tidak menyentuh mulut, hidung atau mata.
"Kita masih ingat bahwa salah satu dokter di China meninggal karena infeksi COVID-19 yang tertular melalui konjungtiva mata. Salah satu penelitian yang dilakukan di China yang disampaikan di edaran WHO bahwa dari 75.465 pasien COVID-19 tidak ada yang melaporkan penularan melalui udara," ujarnya.
Hal penting untuk cegah penularan COVID-19 adalah mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir
Secara umum, memang sudah terbukti bahwa cuci tangan menggunakan sabun secara rutin bisa mencegah terjadinya infeksi saluran pernapasan akut dan infeksi saluran cerna, kata dia. Meski begitu, jika tidak memungkinkan untuk cuci tangan pakai sabun, kita dapat menggunakan hand sanitizer
"Tetapi perlu diketahui bahwa setelah menggunakan hand sanitizer 5-6 kali seseorang tetap harus melakukan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir," kata Ari,
Jadi, dengan melihat bagaimana infeksi ini menular dari satu orang ke orang lain, maka sebenarnya tak perlu menyemprotkan disinfektan ke tubuh. Apalagi disinfektan tersebut jika terhirup oleh manusia atau terkena mata akan menimbulkan masalah kesehatan, baik akut maupun jangka panjang.
Rekomendasi WHO
Rekomendasi yang diberikan oleh WHO adalah disinfektan di lingkungan dan menjaga kebersihan lingkungan harus dilakukan. Bukan menyemprotkan disinfektan ke tubuh orang secara langsung. Selain itu, penyemprotan disinfektan terlalu sering bisa menyebabkan pencemaran lingkungan dan harus dihindari.
"Yang penting adalah adanya jaga jarak fisik (physical distancing) dan menghindari kontak dengan orang yang demam atau batuk atau pilek tanpa menggunakan masker," kata Ari.