Daya Tahan Tubuh Lemah, Pasien COVID-19 yang Sembuh Bisa Kambuh Lagi
- ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko
VIVA – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID, Achmad Yurianto menyebut bahwa total pasien COVID-19 yang sembuh per 27 Maret 2020 ada sebanyak 46 kasus. Pasien yang telah dinyatakan sembuh, kata Yuri, diperbolehkan untuk pulang.
Meski begitu, Yuri mengatakan bahwa mereka tetap harus melakukan isolasi mandiri terlebih dahulu di rumah selama dua pekan. Terkait hal itu, menurut Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari F. Syam Sp.PD., menyebut, kemungkinan pasien yang sembuh bisa kambuh kembali.
"(Pasien COVID-19 yang sembuh) masih bisa kambuh," ujar Prof Ari, beberapa waktu lalu.
Dengan kambuhnya pasien tersebut, risiko penularan pun cukup berpotensi. Namun, perlu dipahami, penularan hanya terjadi jika memang pasien tersebut benar-benar dinyatakan positif kembali.
"Ya kalau positif ya menular lagi," paparnya.
Untuk mencegah hal itu, pemerintah mengimbau agar masyarakat mau menjalani perilaku hidup sehat dan bersih dengan rajin mencuci tangan serta melakukan etika batuk. Selain itu, kenali beberapa gejala COVID-19 seperti demam, batuk, hingga sesak nafas.
Demam adalah gejala utama, kata para ahli. Demam ini berkisar pada suhu 37,7 derajat Celsius untuk anak-anak dan orang dewasa. Diimbau untuk memeriksa suhu tubuh disarankan pada pagi hari.
Batuk adalah gejala utama lainnya jika seseorang terkena virus corona. Batuk tanda terpapar virus corona ini berupa berupa batuk kering yang dirasakan di dada. Terakhir, sesak napas bisa menjadi gejala dan tanda uang sangat serius dari COVID-19, dan dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa batuk. Jika dada kamu terasa begitu sesak atau mulai merasa seolah-olah tidak bisa bernapas cukup dalam, untuk mendapatkan napas yang baik, itu pertanda untuk segera bertindak, kata para ahli.
Mengenai risiko kambuh pasien COVID-19 yang sudah sembuh, diungkapkan pula oleh dokter Spesialis Paru, dr Eva Sri Diana dalam tayangan Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Sabtu, 28 Maret 2020, bahwa berdasarkan literatur hal itu sangat mungkin terjadi.
dr Eva mengatakan, mereka yang sudah pernah terinfeksi COVID-19 akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah dibanding saat dia belum terpapar virus. Untuk itu, dr Eva menyarankan bagi pasien COVID-19 yang sudah sembuh tetap menjaga kesehatan dan melakukan social distancing.
"Pada pasien yang terinfeksi COVID-19 sehingga imunnya rendah, sehingga jika terpapar lagi dengan pasien lain bisa kembali sakit lagi," katanya.