Masih Mau Mudik? Ahli: Orang Jakarta Datang Perlakukan Bak Orang Asing
- ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
VIVA – Mudik saat Hari Raya Idul Fitri memang sudah menjadi budaya orang Indonesia. Para pemudik berpikir, ini adalah kesempatan langka untuk bertemu dan bersilaturahmi dengan sanak keluarga yang ada di kampung halaman.
Namun sayangnya, situasi tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Di mana kita saat ini sedang dihadapkan dengan pandemi virus corona atau COVID-19. Sehingga pemerintah mengimbau agar tahun ini, aktivitas mudik ditiadakan guna memutus rantai penyebaran COVID-19.
Tidak jauh berbeda, pernyataan yang sama turut dilontarkan Dekan Fakultas Kedokteran UI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB. Menurutnya, kondisi nasional trennya cukup mengkhawatirkan karena kasus COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan. Apalagi, episentrum Indonesia berasal dari Jakarta.
"Tentunya hal ini mengkhawatirkan kita semua. Ketika mudik, masyarakat akan tersebar ke seluruh Indonesia. Oleh karena itu, paling tidak kita harus memberlakukan, ketika ada orang Jakarta datang, itu sama seperti memperlakukan orang asing. Karena Jakarta sudah terjadi transmisi lokal, sehingga harus jadi perhatian," ujarnya saat Konferensi Pers Daring #FKUIPeduliCovid19, Jumat 27 Maret 2020.
Lebih lanjut Ari menambahkan, ketika pemudik naik kereta harus sudah ada pemeriksaan dan dicek kondisi kesehatannya. Apakah ada gejala seperti demam dan batuk atau tidak. Jika ada, sebaiknya tidak berangkat.
"Begitu juga ketika turun, harus ada skrining lagi. Apakah ada demam atau tidak. Misalnya ke Surabaya perjalanan 12 jam lebih, itu kan bisa saja terjadi sesuatu saat 12 jam tersebut," lanjut dia.
Oleh karena itu, Ari berharap hal ini perlu jadi perhatian karena status Jakarta sebagai episentrum, sehingga kasus-kasus sangat mungkin tersebar ke tempat lain.