Pasien COVID-19 Terus Nambah, Puskesmas Kalideres Menjerit APD Kurang
- ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko
VIVA – Petugas medis di Fasilitas Kesehatan, terutama pada wilayah banyak terdampak virus corona COVID-19, makin menjerit. Mereka gusar lantaran Alat Pelindung Diri (APD) yang kian langka di tengah melonjaknya pasien COVID-19.
Salah satu pegawai di Puskesmas Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, menceritakan kegelisahannya. Seperti diketahui, berdasarkan data yang dirilis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di situs corona.jakarta.go.id per Minggu, 22 Maret 2020 pukul 22:11, Kalideres merupakan kecamatan kedua tertinggi di Jakarta Barat terkait jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan Orang Dalam Pengawasan (ODP). Tercatat, ada 42 kasus PDP dan ODP, sedikit di bawah Grogol Petamburan yang punya total kasus PDP dan ODP sebanyak 45.
Per info waktu update yang sama, DKI Jakarta mengonfirmasi 307 kasus positif, 21 sembuh, dan 29 orang meninggal dunia.Â
Pegawai yang enggan disebutkan namanya ini awalnya menyebarluaskan selebaran digital yang mengatasnamakan Puskesmas Kecamatan Kalideres terkait permohonan dukungan pengadaan APD untuk tenaga medis. Dalam selebaran tersebut tertulis, "Support Us Puskesmas Kecamatan Kalideres dalam usaha menanggulangi COVID-19 di DKI Jakarta."
Dalam poster disebutkan sejumlah APD yang dibutuhkan, seperti masker bedah dan N-95, nonwoven gown, goggle, face shield hand gloves, sepatu boot panjanh, pembungkus sepatu, surgical cap, hand sanitizer, dan bahkan multivitamin.
Kepada VIVA, pegawai faskes menjelaskan bahwa APD langka dan sulit jika mengandalkan dana pemerintah.
"Pembelian APD memang ada dana dari pemerintah dan kita punya rekanan sendiri untuk membelinya. Sekarang, entah di rekanan habis atau tinggi harganya atau dananya over budget atau bagaimana, kami sulit dapat APD," kata pegawai tersebut kepada VIVA melalui pesan WhatsApp, Minggu malam, 22 Maret 2020.
Gerakan ini merupakan bentuk kekhawatiran karena meningkatnya pasien terkait COVID-19 di wilayah tersebut. Menurutnya, sudah ada beberapa pasien positif yang langsung dirujuk ke RSUD Cengkareng dalam beberapa hari terakhir.
Tak mau menunggu terlalu lama, pihak puskesmas pun akhirnya bergerak dan berharap mendapat bantuan secepat mungkin. Dalam selebaran juga dituliskan bahwa mereka hanya menerima barang untuk menghindari hoax dan penyalahgunaan dana.Â
"Kenapa kami enggak milih donasi uang, karena Faskes pemerintah itu sensitif banget soal duit. Takut juga disalahgunakan. Jadi lebih baik real barangnya," ujarnya lagi.
Tim medis Puskesmas Kalideres pun, sejauh ini, dikabarkannya, dalam kondisi sehat. Ia berharap, pemerintah dan masyarakat bisa saling membantu untuk menekan penyebaran dan penularan COVID-19, sebab berdasarkan pantauannya, masih banyak warga yang menyepelekan virus ini.
"Di Kalideres orang masih pada kongkow (nongkrong, red.) di pinggir jalan, duduk-duduk smbil ngopi," serunya, menyayangkan sikap abai sejumlah warga di wilayahnya.