Ampuhkah Avigan dan Klorokuin Obati Corona?

Ilustrasi vitamin, obat, suplemen
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Akhirnya obat untuk virus corona atau COVID-19 sudah ditemukan. Adalah avigan dan klorokuin yang disebut-sebut ampuh menyembuhkan COVID-19. Obat ini sudah digunakan di beberapa negara. Bahkan, Presiden Joko Widodo sudah memesan kedua obat itu dalam jumlah banyak. 

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Lalu, benarkah avigan dan klorokuin ampuh mengobati COVID-19, mengingat virus ini tergolong baru?

Menurut dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi, Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM, sebenarnya obat untuk virus corona belum ditemukan. 

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

"Artinya, obat yang ada sekarang diharapkan menolong. Tapi bukti yang solid belum ada. Jadi misalnya klorokuin, itu sudah ditemukan tahun 1946 untuk malaria. Tapi kemudian klorokuin ini enggak dipakai lagi untuk malaria, karena sudah resisten sebagian besar," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat malam, 20 Maret 2020. 

Lebih lanjut, Zubairi menjelaskan, klorokuin juga ditemukan dapat mengobati beberapa penyakit lain, seperti lupus dan rheumatoid. Lalu, mengapa klorokuin akhirnya digunakan untuk mengobati virus corona? 

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

"Salah satu kemungkinannya, antivirusnya sendiri tidak terlalu kuat alias lemah. Tapi dia bisa membuat virus yang ada di dalam tubuh kita itu, di dalam sel itu terisolir, yang kemudian mati. Jadi, klorokuin amat mungkin berguna, tapi bukti ilmiahnya belum," lanjut dia. 

Selain klorokuin, ada satu lagi obat yang disebut dapat mengobati COVID-19, yaitu avigan, yang akan diimpor dari Jepang. Menurut Zubairi, sebenarnya avigan sudah ada sejak lama, yaitu dari 2014. Awalnya, obat ini dimanfaatkan untuk mengobati influenza. 

"Mirip-mirip juga sama klorokuin yang ditemukan 1946. Karena waktu itu obatnya enggak ada, ya kemudian orang coba. Siapa tahu obat influenza bisa dipakai buat corona,” ujarnya.

“Padahal penyakit ini berbeda total. Tapi, orang mikir jangan-jangan bisa dipakai untuk corona. Jadi memang karena kepepet, maka para ahli secara otomatis (mencoba)," kata dia. 

Obat dari Jepang ini banyak yang mengatakan ampuh. Namun, menurut Zubairi, jika dijadikan standar obat untuk menyembuhkan virus corona masih diperlukan banyak bukti dan penelitian. 

"Sebagian bilang ampuh, tapi para peneliti Jepang sendiri di tempat obat ini dibikin bilang, ampuhnya pada stadium sebelum berkembang biak luas. Jadi, kalo masih tahapan awal dan menengah banyak gunanya,” tutunya.

“Tapi, tahap yang sudah masuk ICU, menurut para ahli lain kurang. Jadi, masih belum sepakat mengenai ini. Mungkin sekali berguna. Cuma masih perlu bukti lebih banyak bahwa obat ini bisa menjadi standar pengobatan corona virus ini," tambahnya.

Jika kedua obat ini sudah ditemukan sejak lama, apakah avigan dan klorokuin sebenarnya sudah tersedia di Indonesia? 

"Klorokuin banyak. Kebetulan saya mengobati pasien lupus dan HIV. Untuk pasien lupus, salah satu standar obatnya klorokuin ini dan rheumatoid arthritis, semacam rematik pada anak muda obatnya juga klorokuin tadi,” kata dia.

Tapi, menurutnya,  syaratnya adalah kalau jangka panjang harus dimonitor retinanya, karena bisa mengganggu mata.

“Itu jangka panjang, kalau penyakit virus ini jangka pendek," tutup Zubairi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya