Rose Mini: Belajar di Rumah Bukan Berarti Anak Boleh Main ke Tetangga
- Unsplash
VIVA – Selama dua pekan, para pelajar di Jakarta harus menjalani sistem pembelajaran jarak jauh. Langkah ini diambil pemerintah DKI Jakarta sebagai salah satu cara mencegah penyebaran dan penularan virus corona (COVID-19). Dengan adanya kebijakan ini, pemerintah juga megharapkan agar para pelajar untuk tidak keluar rumah jika tidak dalam keadaan darurat.
Psikolog Rose Mini, M.Psi juga menyebut bahwa selama penutupan sekolah dalam dua pekan ini, orangtua harus benar-benar memastikan anak-anak berada di dalam rumah, tidak keluar bahkan berkunjung ke rumah tetangga.
"Anak tidak boleh main ke rumah tetangga. Bukan berarti 'di rumah' lantas main ke rumah tetangga. Makanya, anak bisa main di dalam rumah dan juga tidak boleh pergi ke tempat permainan di mal. Karena beberapa terlihat ada orangtua yang mumpung sepi membawa anaknya ke mal," kata Rose dalam live streaming press confferance Gugus Tugas Penanganan COVID-19.
Rose Mini menjelaskan, dua minggu diam di rumah tentu akan membuat anak merasa bosan. Maka dari itu, kata Rose, penting bagi orangtua untuk menciptakan kegiatan agar anak senang di rumah. Pada momen ini juga Rose menekankan agar orangtua mengedukasi anak-anak mengenai virus corona.
"Bukan tidak mungkin anak merasa bosan di rumah, oleh karena itu selama dua pekan ini mengedukasi anak tentang anak virus corona, orangtua harus memberikan pengertian tentang pentingnya berada di rumah terutama selama 14 hari pertama ini," kata dia.
Rose Mini juga menjelaskan salah satu cara yang bisa dilakukan oleh orangtua dalam mengedukasi anak perihal bahaya virus corona ini, orangtua bisa menggunakan media film atau animasi.
"Saya menggunakan drama dan berperan sebagai virus dan sebagainya. Hal itu akan memudahkan kita menangkap kenapa harus cuci tangan, kenapa tidak boleh salaman, kenapa tidak boleh berdekatan. Ini yang kita jelaskan kepada balita, batita. Yang paling penting, ajarkan kepada mereka, kalau sakit enggak enak, maka lebih baik mencegah," terangnya.
Rose menekankan bahwa kecemasan orangtua jangan ditularkan kepada anak sehingga menyebabkan semua orang takut. Kalau anak ikut takut, mereka akan selalu merasa berada dalam ancaman.
Lebih lanjut dia meminta agar orangtua menerangkan alasan mengapa anak harus belajar di rumah. Serta menjelaskan bahwa sekolah itu tetap berjalan namun saat ini dipindahkan ke rumah.
"Bukan berarti liburan, berikan pehaman secara bertahap. Anak tidak boleh dicium, harus cepat-cepat cuci tangan. Pegang segala sesuatu yang umum, anak diajarkan mencuci tangan. Tidak boleh pegang yang semua ada di kepala kita, terutama khususnya mata, hidung, mulut, dan telinga. Sehingga mereka tahu kalau tangan belum dicuci, sebaiknya tidak memegang," jelas Rose Mini.