Staf Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS Positif COVID-19
- Freepik/freepik
VIVA – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat selama ini menjadi salah satu lembaga rujukan dalam pencegahan dan penanganan COVID-19. Namun, baru-baru ini seorang karyawan dari CDC dilaporkan terinfeksi COVID-19. Kasus ini menjadi yang pertama di antara para karyawannya.Â
Dikutip laman The Hill, CDC mengatakan bahwa karyawan tersebut tidak terlibat dalam respons agensi terhadap wabah COVID-19. ia juga belum berada di tempat kerja sejak 6 Maret, ketika mereka tidak menunjukkan gejala penyakit apa pun. Pengujian laboratorium di CDC mengkonfirmasi diagnosis.Â
"Orang ini dalam kondisi baik dan terisolasi untuk mencegah penyebaran infeksi kepada orang lain," kata CDC dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa staf yang bekerja di unit yang sama dengan individu sekarang teleworking karena kantor melakukan pembersihan mendalam.
CDC telah membantu memimpin penanganan Amerika Serikat terhadap wabah COVID-19, yang berasal dari China dan sejak itu telah menginfeksi hampir 200.000 di seluruh dunia. Amerika Serikat sendiri telah mengkonfirmasi lebih dari 4.000 kasus virus korona pada Senin malam. Penyakit ini telah menyebabkan setidaknya 73 kematian di negara itu.
Wabah ini telah menyebabkan pejabat negara bagian dan federal di Amerika Serikat menerapkan langkah-langkah yang dirancang untuk mencegah pertemuan massal dan memperlambat penyebaran penyakit. CDC telah mendesak menghentikan acara tatap muka yang melampaui 50 orang selama delapan minggu ke depan.
Direktur Pusat Nasional Imunisasi dan Penyakit Pernafasan CDC, Nancy Messonnier mengatakan bahwa lebih dari 1.500 orang telah bekerja pada badan pencegahan tersebut dan tidak satu pun dari mereka yang dites positif.
"Kami memperhatikan kesehatan dan keselamatan karyawan kami dengan sangat serius. CDC adalah komponen penting dari infrastruktur penting AS dalam tanggapan ini. Hingga saat ini tidak ada seorang pun di antara tenaga kerja CDC yang dinyatakan positif menggunakan COVID-19," katanya.
National Institute of Health (NIH) mengumumkan pada hari Minggu kasus pertama yang diketahui dari seorang karyawan yang mengontrak virus corona. Badan itu mengatakan pengembangan itu "tidak mengejutkan" dan berharap akan ada lebih banyak kasus infeksi di antara staf NIH.