Hati-hati Konsumsi Terasi, Bisa Picu Hipertensi hingga Kanker
- youtube
VIVA – Terasi menjadi salah satu bumbu masakan yang banyak digunakan orang Indonesia. Bumbu yang terbuat dari ikan atau udang ini memang bisa menambah kelezatan makanan.
Namun, adakah manfaat terasi bagi kesehatan tubuh? Menurut dokter spesialis gizi dr. Ida Gunawan, SpGK, terasi memiliki kandungan protein yang tinggi karena terasi terbuat dari ikan dan udang segar.
"Kalau dibuat alami, asli, hanya menggunakan ikan dan udang segar bukan ikan yang sudah busuk. Di dalam udang dan ikan kaya protein makanya tidak heran terasi kaya protein," jelas Ida dalam tayangan Hidup Sehat di tvOne.
Namun, konsumsi terasi juga harus hati-hati karena kandungan garamnya cukup tinggi sehingga berisiko picu hipertensi. Ida menjelaskan, dalam 10 gram terasi memiliki kandungan garam 1.500 mg garam.
"Ini sudah menduduki sepertiga dari kebutuhan garap satu hari," tambah Ida.
Jika dikonsumsi sering, bisa berisiko kelebihan garam dan ikut memicu hipertensi. Terutama bagi mereka yang memang sensitif terhadap garam.
Selain itu, hati-hati juga dalam memilih terasi. Sebab, banyak terasi yang dijual sudah ditambah dengan zat pewarna dan pengawet. Jika digunakan atau dikonsumsi dalam jangka panjang, bukan tidak mungkin bisa menjadi faktor risiko kanker.
Meski begitu, banyak juga yang beranggapan jika terasi bisa menyehatkan otak dan mencegah osteoporosis. Faktanya, kandungan omega 3 dari udang sebagai bahan dasar terasi jumlahnya tidak mencukupi untuk mengoptimalkan kesehatan otak.
Di samping itu, kandungan paling penting untuk kesehatan otak adalah EFA dan DHA yang paling baik didapat dari sumber makanan lain. Sementara untuk kandungan kalsium dalam terasi juga tidak bisa dijadikan sumber kesehatan tulang.
"Kalsium dari udang yang ada dalam terasi tidak setinggi ikan segar, jadi tidak bisa sebagai bahan makanan sumber. Hanya sebatas bumbu masakan saja," ujar Ida.