Anak Kurang Tidur Sebabkan Masalah Kesehatan Mental
- Pixabay
VIVA – Tidur yang cukup bagi anak menjadi salah satu faktor yang berperan dalam tumbuh kembang kecerdasaan anak. Sebab, bila anak mendapatkan waktu tidur yang cukup, sel-sel otaknya akan mendapatkan waktu untuk berkembang lebih optimal sehingga ia tumbuh cerdas nantinya.
Namun, apa yang terjadi jika anak tidak memiliki waktu tidur yang optimal? Baru-baru ini penelitian di Eropa menemukan bahwa anak-anak yang kurang tidur mungkin berisiko lebih tinggi terkena masalah kesehatan mental seperti ADHD, kecemasan dan depresi.
Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia dan Universitas Bergen, Norwegia. Studi ini baru mengamati 799 anak-anak usia 6 hingga 12 tahun.
Anak-anak ini diminta untuk memakai accelerometer, 24 jam sehari selama tujuh hari untuk melacak pergerakan mereka dan diwawancarai lebih dari satu kali untuk mengukur kesulitan kesehatan mental yang mungkin mereka alami. (Kurang tidur didefinisikan sebagai tidur rata-rata kurang dari tujuh jam semalam selama tujuh malam).
Dilansir dari laman Asiaone, temuan yang diterbitkan dalam jurnal Pediatric Research, menunjukkan bahwa anak-anak yang tidur paling sedikit memiliki risiko terbesar mengalami masalah kesehatan mental.
Anak laki-laki yang tidur paling sedikit memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan masalah perilaku. Dalam penelitan itu juga menyebut bahwa anak laki-laki dan perempuan yang tidur paling sedikit memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah emosional di masa depan.
"Jika kita memastikan anak-anak kita cukup tidur, itu dapat membantu melindungi mereka dari masalah kesehatan mental. Kami melihat hubungan antara durasi tidur dan risiko gejala gangguan emosi dan perilaku," kata penulis studi Bror M. Ranum.
Para peneliti juga melihat apakah mungkin masalah kesehatan mental yang menyebabkan kurang tidur, tetapi data menunjukkan bahwa durasi tidur yang memengaruhi kesehatan mental, dan bukan sebaliknya.
"Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa tidur berhubungan dengan kesulitan kesehatan mental. Tetapi penelitian kami adalah salah satu yang pertama menyelidiki ini pada anak-anak selama beberapa tahun, dan menggunakan pengukuran objektif tidur," kata penulis senior Silje Steinsbekk di Departemen NTNU Psikologi.
"Studi kami menunjukkan bahwa anak-anak yang tidur lebih sedikit dari anak yang lain lebih sering mengalami gejala kejiwaan, bahkan dua tahun kemudian," lanjut fia.
Menurut pedoman dari National Sleep Foundation (NSF), anak-anak berusia enam hingga 13 tahun disarankan untuk tidur sembilan hingga 11 jam setiap malam, dan kurang dari tujuh jam tidur malam "tidak dianjurkan." Ranum menambahkan bahwa anak-anak memang membutuhkan jumlah wakyu tidur yang berbeda.
"Tetapi jika mendapati bahwa anak kamu kelihatannya berada di bawah cuaca dan tidak dapat berkonsentrasi, atau kamu melihat suasana hati mereka berfluktuasi lebih dari biasanya, maka kamu mungkin ingin membantu mereka tidur lebih banyak," tambahnya.