Awas, Kebiasaan Gigit Kuku Rentan Tertular COVID-19
- stock
VIVA – Di tengah mewabahnya COVID-19, masyarakat disarankan untuk melakukan tindakan pencegahan. Apalagi jumlah kasus positif di Indonesia kini telah mencapai 19 orang.Â
World Health Organization sudah mengumumkan bahwa cara terbaik menghentikan penyebaran adalah mencuci tangan selama 20 detik, atau waktu yang diperlukan untuk menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun dua kali. Jika air dan sabun tidak tersedia, pembersih tangan dapat digunakan.
Belakangan, spesialis alergi dan penyakit menular juga memperingatkan risiko tertular COVID-19 bagi mereka yang punya kebiasaan menggigit kuku. Puri Tarikh, spesialis alergi dan penyakit menular di Langone Medical Center, Universitas New York, mengatakan bahwa semua jenis bakteri, virus, dan kotoran dapat terkumpul di bawah kuku.
Ini khususnya terjadi jika kamu tidak mencuci tangan atau membersihkannya dengan benar. Kuman-kuman ini dapat ditransfer ke mulut ketika menggigit kuku, sehingga meningkatkan risiko terkena virus corona atau COVID-19.
"Setiap kali Anda menyentuh wajah - terutama mulut, hidung, dan mata – Anda memindahkan semua kuman itu. Dan Anda bisa sakit," kata dia seperti dikutip laman Daily Star.
Dia juga menambahkan bahwa kuman yang masuk langsung ke mulut adalah cara termudah untuk tertular infeksi apa pun. Tetapi, kebiasaan seperti menggigit kuku sulit dihilangkan, bahkan jika kamu tahu itu tidak higienis atau sehat.
Salah satu alasan terbesar untuk ini adalah karena kebanyakan orang tidak menyadari mereka melakukannya. Ada beberapa cara berbeda untuk menghentikan kebiasaan itu. Healthline merekomendasikan untuk menjaga kuku tetap pendek dan melakukan manikur.
Kamu juga bisa menggunakan pernis rasa pahit untuk membantu menghentikan kebiasaan itu. Bagi sebagian orang, menggigit kuku mungkin merupakan tanda masalah psikologis atau emosional yang lebih serius.