Cegah Virus Corona, Cuci Tangan Pakai Sabun atau Pakai Hand Sanitizer?
- Pixabay
VIVA – Seiring dengan pemberitaan dua pasien positif corona di Indonesia, permintaan hand sanitizer di pasaran meningkat. Terbukti dari kosongnya hand sainitizer di apotek-apotek di berbagai wilayah di Jakarta sejak Senin sore, 2 Maret 2020.
Hand sanitizer begitu banyak diburu masyarakat lantaran sabun pencuci tangan tanpa bilas ini mampu mencegah terjadinya penularan virus. Namun sebenarnya apakah mencuci tangan lebih baik menggunakan sabun atau hand sanitizer?
Dalam program Hidup Sehat tvOne, Selasa, 3 Maret 2020, Dokter Spesialis Paru, dr. Dewi Puspitorini, Sp.P, MKES menjelaskan ada baiknya adalah mencuci tangan menggunakan sabun. Namun, hal itu kembali lagi pada situasi dan kondisi.
"Setiap kontak atau terkena percikan, cuci tangan kalau ada sabun, gunakan air dan sabun. Tapi kalau dalam perjalanan dan tidak memungkinkan bisa pakai hand sanitizer. Lebih baiknya menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol," kata dr Dewi.
Dalam program itu juga, dr Dewi juga menjelaskan bahwa untuk pencegahan penularan virus corona, masyarakat juga perlu tahu bahwa penting menjaga daya tahan tubuh. Virus ini akan mudah menyerang mereka yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah.
"Corona ini lebih sering ke arah berat karena daya tahan tubuh rendah, usia lanjut, orang dengan kehamilan, dengan diabet, PPOK, gagal jantung, gagal ginjal itu kondisi bisa memperberat. Kalau kondisi enggak ada penyakit berat terinfeksi tidak memperberat kondisi. Gunakan masker kalau sakit, cuci tangan, makan yang baik pola hidup sehat, tidur cukup, olahraga cukup," lanjut dia.
Di sisi lain, beberapa ahli medis mengatakan, bahwa menggunakan terlalu banyak pembersih tangan berbasis alkohol dapat meningkatkan risiko infeksi melalui gangguan kulit. Dilansir dari World of Buzz, para ahli mengatakan bahwa terlalu sering mencuci tangan dengan sabun dapat memiliki efek buruk. Kulit dapat terkikis, melemahkan kemampuannya untuk bekerja sebagai penghalang zat-zat berbahaya serta menjaga kelembapan.
Sanitizer berbasis alkohol yang digunakan secara berlebihan juga bisa membunuh flora bakteri normal. Flora bakteri normal ini sebenarnya bisa menjadi pelindung atau pelapis kulit yang mampu melawan setiap serangan agen patogen. Bahaya lain dari sanitizer dengan alkohol secara berlebihan juga bisa membuat kulit dan minyak tidak terserap air. Ini bisa merusak kulit menyebabkannnya menjadi lebih kasar dan pecah-pecah. Dan kulit yang kering serta pecah pecah ini bisa menjadi sarang bakteri penyakit.
“Ini juga bisa meningkatkan risiko virus memasuki tubuh melalui luka di kulit. Jadi jauh lebih penting untuk mencuci tangan dengan sabun selama lebih dari 30 detik secara efektif, ” kata juru bicara sebuah perusahaan kimia di Jepang.