Harga Masker N95 Melonjak, Capai Jutaan Rupiah

Wanita pakai payung dan masker.
Sumber :
  • Unsplash/Tore F

VIVA – Presiden Joko Widodo telah mengumumkan dua warga negara Indonesia dipastikan positif terjangkit virus corona atau Covid-19. Dengan demikian Indonesia tak lagi berstatus bebas dari corona.

Dedi Mulyadi Sindir Pemkot Depok Soal Damkar Tak Dilengkapi Peralatan Lengkap Saat Tugas

Pascapengumuman tersebut bahkan sejak awal Februari lalu, harga masker N95 di Indonesia termasuk di berbagai e-commerce langsung melonjak drastis. Banyak masyarakat merasa perlu menggunakan masker terutama saat berada di tempat umum, untuk menghindari tertular virus corona.

Biasanya harga masker N95 berkisar Rp200.000 per kotak, yang berisi 20 lembar masker. Berarti, satu masker N95 hanya seharga Rp10.000 saja. Namun belakangan ini harga satu kotak masker tersebut melonjak bahkan hingga jutaan rupiah.

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia, Warga Disarankan Pakai Masker

Di e-commerce Blibli.com misalnya, satu kotak 3M N95 Particulate Respirator Masker berisi 10 lembar dihargai Rp1 juta atau Rp100.000 per lembar. Masker itu diklaim mampu untuk mengurangi paparan inhalasi partikel biologis tertentu, namun tidak dapat menghilangkan risiko tertular infeksi atau penyakit.

Di Tokopedia, salah satu penjual masker N95 menamai produknya sebagai masker cegah corona. Masker tersebut dijual dengan harga Rp1,5 juta untuk 10 lembar masker, yang berarti harga satu masker tersebut adalah Rp150.000.

AS Perintahkan Pemeriksaan Masker Oksigen di 2.600 Pesawat Boeing

Tak hanya masker khusus N95, masker bedah yang biasanya dengan mudah dibeli di toko alat kesehatan atau di supermarket, juga mengalami kenaikan harga. Di lapak online seperti Shopee, harga satu lembar masker dengan tiga lapisan berkisar antara Rp3.500-Rp10.000. Padahal biasanya harga masker bedah hanya berkisar Rp1.000 sampai Rp3.000 per lembar.

Pakar virus dan pencegahan infeksi Eli Perencevich, MD, seorang profesor kedokteran dan epidemiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Iowa, menegaskan seseorang yang sehat tidak harus menggunakan masker untuk mencegah penyebaran virus.

"Rata-rata orang yang sehat tidak perlu memiliki masker, dan mereka seharusnya tidak mengenakan masker," kata Dr. Perencevich.

Ia melanjutkan, bahwa tidak ada bukti memakai masker pada orang sehat akan melindungi mereka. Jika mereka memakainya secara salah, justru dapat meningkatkan risiko infeksi, karena mereka lebih sering menyentuh wajah mereka.
 

Sebaran debu erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Lombok (sumber: BMKG Statmet ZAM Praya)

Abu Vulkanik Gunung Lewotobi Sampai Lombok, Warga Diminta Gunakan Masker

Debu Erupsi Gunung Lewotobi Sampai Lombok, BMKG Imbau Warga Gunakan Masker

img_title
VIVA.co.id
13 November 2024